Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilau Busana Biyan

Kompas.com - 30/07/2010, 11:53 WIB

KOMPAS.com - Biyan Wanaatmadja, salah satu perancang kebanggaan Indonesia baru saja memeragakan koleksi Biyan Womenswear Collection 2010/2011 di Hotel Mulia, Senayan. Lulusan London College of Fashion, Inggris ini mencoba mengkolaborasikan busana tradisi kerajaan ke dalam rancangan terbarunya. Kerjasamanya dengan produsen kristal asal Austria, Swarovski Elements membuat rancangan Biyan berbeda dari sebelum-sebelumnya, rancangan terlihat sangat "berkilau".

Rancangan ala Zaman Kerajaan
Mengusung tema "As Time Goes By", Biyan sempat bercerita bahwa rancangannya tahun ini merupakan sebuah perayaan akan masa lalu, tentang tradisi dan masa lalu. Ia mengambil inspirasi dari busada adat bangsawan dan kerajaan di nusantara yang terbentuk berkat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa lain. Dalam siaran kepada media, Biyan bertutur, "Bila kita melihat busana sebuah kerajaan, secara otomatis kita dapat merasakan keistimewaannya. Sebuah busana atau seragam adat, tak sekadar menjadi lambang kebesaran sebuah kultru, tetapi juga mencerminkan keunikan karakter dan kekuatan watak kebudayaan itu sendiri. Pada saat itulah kita merasakan kekayaannya."

Dalam rancangan yang disebutkan terdiri dari 100 buah, Biyan mengolah busana tradisional menjadi modern. Contoh, beskap yang ia modifikasi sedemikian rupa hingga menjadi jaket, cropped jacket, bahkan ala trench coat. Sesekali ia mainkan bentuknya dengan accentuated shoulder, kesan kusut (crumpled), flocking dengan velvet, bahkan cutting asimetris. Ada pula beberapa busana malam, gaun dari bahan jacquard ia buat bergaya ala kemben seperti wanita jaman dulu. Selain itu, Biyan juga terlihat memainkan fabrikasi tradisional khas Indonesia untuk diolah menjadi busana modern, misal, kain batik sutra menjadi blus cowl neck atau rok yang diikat yang kesannya "jadul" tapi "keren". Ada pula motif songket yang ia jadikan jaket bertaburan kilau kristal pada bagian pundaknya.

Tak lepas dari gaya-gaya yang sangat "Biyan" di koleksi ini, seperti busana loose tapi disampirkan dengan teknik gather (ikat) sehingga memberikan kesan bertumpuk di titik-titik yang membuat si pemakai terlihat sensual. Ada pula ornamen aksesori ciri Biyan, yakni classic chunky novelty, kalung-kalung dari ornamen batu dan lainnya yang besar dan diikat dengan pita. Warna-warna monochrome yang bermula dari warna krem, putih usang, keabuan, emas, perak, hijau militer, ungu plum, hingga pada akhirnya, merah.

Pakaian Kerajaan yang "Bling-bling"
Kesan yang ditampilkan makin kuat dengan panggung berdesain bebatuan ala candi-candi di kepulauan Jawa, lengkap dengan permainan alat musik tradisional, dan penampilan penari-penari wanita dari grup tari Kelola. Satu hal yang tak bisa terlepas dari pemandangan busana-busana yang ditampilkan Biyan kali ini dan berbeda dari rancangannya yang sebelum-sebelumnya adalah banyaknya penggunaan ornamentasi kristal, perunggu, batu, kuningan, perak, dan mutiara dari Swarovski Elements pada busana-busananya.

Ada beberapa busana yang terlihat menarik karena penempatan di titik-titik yang menarik, seperti pada bagian kerah leher, bagian torso, dan lainnya. Namun, ada pula busana dengan tebaran ornamen ini yang terlihat terlalu banyak, seperti pada jaket yang penuh dengan kristal, atau legging yang bertaburan kristal. Pada siaran kepada media, Biyan sempat berucap, "Sekaya apa pun ornamentasinya, serumit dan sesulit apa pun siluetnya, acuannya tetap pada daya pakai kreasi saya sendiri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com