Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2017, 12:38 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber menshealth

Salah satu hal yang sering diulang dalam dunia olahraga adalah nasehat bahwa lari akan merusakkan lutut dan membuatnya sakit. Benarkah hal itu?

Untuk menjawabnya para peneliti dari Spanyol meneliti kembali 17 riset soal hubungan lari dan persendian yang melibatkan 125.000 orang. Hasilnya mereka mendapati bahwa lari ringan atau rekreasional tidak menimbulkan risiko pada lutut.

Kuncinya adalah kata rekreasional atau lari ringan seperti jogging. Dalam riset ditemukan hanya 4 persen pelari rekreasional menderita radang sendi lutut. Jumlah ini lebih kecil dibanding lebih dari 10 persen penderita radang sendi yang tidak pernah lari atau lebih banyak diam.

Namun bila kita melihat para pelari profesional atau mereka yang selalu ikut perlombaan, ternyata lebih dari 13 persennya mengalami radang sendi atau nyeri lutut.

Faktanya, pelari rekreasional 14 persen lebih tidak berisiko mengidap radang sendi lutut dibanding mereka yang hanya duduk-duduk saja. Di lain pihak, pelari profesional 34 persen lebih mungkin didiagnosa radang sendi ketimbang mereka yang diam.

Dalam penelitian terhadap mereka yang berlari ringan hingga sedang, dijumpai ada efek perlindungan yang memperlambat ausnya bantalan sendi. Namun efek ini tidak terlihat pada mereka yang berlari lebih intens.

Kesimpulan ini didapatkan dari penelitian terhadap mereka yang sudah berlari selama 15 tahun. Namun karena riset tidak memperhitungkan jarak lari, maka tidak disebutkan berapa jauh jarak lari yang disarankan agar kita tetap bisa menjaga lutut tetap sehat.

Intinya, Anda tidak perlu khawatir lutut akan bermasalah selama Anda hanya berlari ringan hingga sedang. Cara berlari seperti itu justru akan membuatnya lebih sehat.

Baca: Kiat Menghindari Cedera Saat Lari di Gunung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com