Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Mereka Lebih Nyaman Cari Jodoh di Aplikasi?

Kompas.com - 04/08/2019, 06:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

SUDAH lebih dari 1.000 pria di-swipe kanan oleh Anisa (25) selama lima tahun terakhir. Tujuannya sederhana. Anisa ingin mencari pacar, syukur-syukur bisa langgeng sampai pelaminan.

Dari ribuan "match" itu, sayangnya, Anisa hanya pernah berpacaran dengan satu orang.

"Tahun 2016 awal dapat pacar dari situ, dua tahun berhubungan putus. Setelah putus langsung download lagi, sampai sekarang masih aktif Tinder," kata Anisa kepada Kompas.com.

Baca juga: Di-ghosting hingga Dirampok, Pengalaman Buruk Jalani Kencan Online

Meski belum juga menemukan pasangan, Anisa tetap bertahan di aplikasi kencan Tinder dan OKCupid.

Ia sengaja mencari pasangan lewat internet karena tak ingin berpasangan dengan lelaki dari lingkar pertemanannya yang itu-itu saja.

Selain itu, Anisa merasa kesibukannya sebagai karyawan tak akan terganggu. Ia juga senang dengan banyaknya pilihan yang tersedia.

"Misalnya gue mau yang pendidikannya gini, kerja di sini, soalnya kan ada keterangan pendidikan dan kerja di mana. Kalau yang profilnya enggak ada dua itu, ya enggak swipe," kata Anisa.

Tidak sedikit orang yang merasa lebih nyaman melakukan pencarian peruntungan jodoh di dunia maya? Apakah Anda juga punya perasaan yang sama?

Kenapa mencari peruntungan jodoh di dunia maya terasa lebih nyaman? Baca juga: Aplikasi Kencan, Teman Tidur Satu Malam hingga Jodoh dalam Genggaman Tangan

Hubungan lebih berkualitas

Aaron Ben Ze'ev, seorang peneliti dari University of Haifa pernah meneliti soal perbedaan menjalin hubungan offline dengan online.

Ia menyimpulkan self-disclosure yang dilakukan dalam komunikasi lewat medium komputer atau internet biasanya akan lebih berkualitas dan lebih luas.

Self-disclosure adalah pengungkapan mengenai informasi pribadi, pikiran, dan perasaan kepada individu lain menimbulkan keakraban atau kedekatan dalam sebuah hubungan.

Ia menemukan pengungkapan diri lewat internet tak terlalu berisiko.

Menulis (mengetik) pada orang asing hampir mirip halnya dengan menulis buku harian. Individu dengan bebas mengekspresikan diri dan pikiran mereka tanpa merasa rapuh.

Ini juga dikarenakan karena minimnya apa yang disebut gatting features.

Gatting features mengacu pada hal-hal yang mudah diamati seperti penampilan yang tidak menarik, ketegangan, keresahan, kecemasan, malu-malu, dan sebagainya yang biasa terlihat dan terasa pada komunikasi tatap muka.

Ilustrasi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

Hal-hal tersebut umumnya menjadi penjegal dan alasan orang menarik diri sehingga risih mengungkapkan diri.

 Baca juga: Taaruf di Dunia Maya, Saat Mimin Jadi “Mak Comblang”

Dalam hubungan online, hal-hal tersebut tidak terlihat sehingga individu lebih nyaman mengungkapkan diri.

Selain itu, permulaan hubungan lewat media sosial juga dinilai lebih berkualitas karena tidak ada cara lain untuk berkenalan selain mengobrol.

Dalam hubungan offline, individu dapat mengetahui satu sama lain dengan berbagai cara seperti kencan tatap muka, informasi dari kenalan, keluarga, tetangga, dan lain-lain.

Namun dalam hubungan online, satu-satunya cara untuk saling mengenal adalah melakukan percakapan mengenai berbagai topik.

Kelebihan aplikasi online

Sementara menurut peneliti Universitas Indonesia Chandra Kirana alias Kicky, hubungan inter-personal adalah kebutuhan yang tak bisa dielakkan.

Sayangnya, tak semua orang bisa dengan mudah mencari teman atau pasangan. Bagi si pemalu atau introvert, kencan online sangat membantu meredakan kegugupan yang biasa dihadapi ketika bertemu dengan orang asing.

"Ada situasi atau orang tertentu yang punya keterbatasan inter-personal skill untuk berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain," kata Kicky.

Ada yang ingin dicintai, ada yang butuh teman diskusi dan teman debat. Ada juga yang sekadar membutuhkan keintiman.

Kicky menilai keleluasaan menemukan orang dengan kriterianya masing-masing menjadi kelebihan aplikasi kencan online.

Pengguna bisa mencari orang berdasarkan ras, usia, profesi, minat, keyakinan, pilihan politik, dan preferensi atas orientasi seksual.

Teknologi mempermudah urusan itu. Langkah awal dimulai dari jagat maya. Baru kemudian pindah ke dunia nyata.

"Bahkan cari teman buat nemenin onani atau masturbasi doang juga ada, tanpa harus bertemu langsung," kata Kicky.

Soal fenomena hubungan seperti friends with benefits, cinta platonik, hingga perselingkuhan, kata Kicky bukan dampak buruk dari maraknya kencan online.

Pola hubungan seperti itu banyak dipraktikkan sebelum meledaknya internet. Disrupsi digital hanya mempermudah praktiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com