Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redakan Sakit Tenggorokan dengan Berkumur Air Garam

Kompas.com, 31 Agustus 2019, 08:28 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Sakit pada tenggorokan dan sulit menelan merupakan salah satu gejala dari infeksi virus atau alergi. Jika belum sempat berobat ke dokter, kita bisa meringankan gangguan ini dengan resep rumahan, salah satunya berkumur air garam.

Dijelaskan oleh dokter spesialis THT Sam Huh, air garam bersifat hipertonik, atau memiliki tekanan osmotik yang tinggi dibanding cairan di sel.

“Jadi ketika sel-sel di tenggorokan ini terendam oleh air garam, cairan dalam sel akan tertarik ke permukaan, termasuk virus atau bakteri yang ada di tenggorokan. Sehingga kita bisa mengeluarkannya sambil mengeluarkan air yang dikumur,” kata Huh.

Kelembaban ekstra di permukaan juga akan membuat tenggorokan terasa lebih nyaman. Selain itu, garam juga kemungkinan bisa membunuh beberapa virus atau bakteri jika mereka bisa tertarik ke permukaan.

“Tapi, sekali lagi air garam bukanlah obat untuk sakit tenggorokan. Akar penyakitnya tidak akan bisa diserang. Berkumur dengan air garam hanya meredakan, membuatnya lebih nyaman,” katanya.

Menurutnya, sebagian besar sakit tenggorokan akan sembuh sendiri dalam tiga sampai tujuh hari. Namun, itu butuh waktu dan untuk mempercepat prosesnya kita bisa mencoba menggunakan air garam agar tenggorokan lebih nyaman.

Baca juga: Menyembuhkan Sakit Tenggorokan secara Alami

Racikan

Nah, untuk membuat racikan air garam yang efektif, kadar garamnya harus diperhatikan. Dokter merekomendasikan memakai seperempat sendok teh garam dalam setengah cangkir air hangat.

Selalu gunakan air hangat karena mampu melarutkan garam. Manfaat lainnya adalah meningkatkan aliran darah di tenggorokan yang bisa membantu sistem imun melawan patogen.

Ketika berkumur, jangan hanya di dalam mulut, namun di bagian tenggorokan. Lakukan dua sampai empat kali sehari. Biasanya dalam 24 jam rasa sakitnya mulai mereda.

Setelah berkumur, konsumsi air putih yang cukup agar mulut tidak kering.

Hindari berkumur dengan air garam jika Anda menderita tekanan darah tinggi, karena ada kemungkinan ada yang tertelan.

Selain air garam, ada beberapa resep rumahan lain yang bisa memberi efek sama, misalnya saja mengonsumsi sup kaldu, banyak minum air, memakai humidifier (pelembab udara), atau makan satu sendok madu.

Yang tak kalah penting adalah cukup beristirahat untuk memulihkan tenaga.

Baca juga: Cara Berkumur yang Benar untuk Cegah Sakit Tenggorokan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau