Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Lombok dalam "Keheningan" dan Gaya Khas Italia...

Kompas.com, 23 Desember 2019, 10:36 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Di bawah sinar matahari yang terik dan hawa panas yang membekap, iring-iringan 19 motor berwarna-warni berhenti di gerbang masuk Desa Sade.

Kehadiran barisan panjang sepeda motor itu mengundang perhatian banyak orang yang ada sekitar jalan raya Desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, di mana desa wisata itu berada.

Di saat para pengendara sibuk mencari posisi parkir, terdengar pertanyaan dari warga yang berdiri di sisi jalan.

"Wah, ini motor mahal ya pak? 50 juta ya?" cetus lelaki paruh baya sambil memegang lampu depan Vespa GTS Super Tech 300 berwarna abu-abu yang ada di dekatnya.

Sepintas, bentuk Vespa GTS Super Tech 300 memang tak beda dengan Vespa GTS 150 yang sudah dikenal sejak empat dekade lalu. 

Baca juga: Bergaya dan Terkoneksi dengan Vespa GTS Super Tech 300

Tapi, Vespa GTS Super Tech 300 yang baru dipasarkan di Indonesia pada September 2019 lalu, mengusung mesin yang lebih besar, 300 cc -dengan teknologi mutakhir. 

"Aduh, seharga mobil dong," kata pria itu dengan kaget. Dia lalu mundur dan merangkul dua kawannya yang juga sedang mengamat-amati motor tersebut.

Komentar itu spontan keluar dari mulut pria itu, ketika dia mendengar harga Vespa GTS Super Tech 300 ada di hadapannya adalah Rp 153 juta per unit.

Mereka lalu terlihat kian lekat mengamat-amati setiap detil dari motor yang disebutnya seharga mobil tadi. 

Sesaat kemudian, ada panggilan yang meminta Vespa itu masuk ke dalam kawasan kampung wisata Sade, bersama tiga motor premium lainnya, untuk melakukan sesi foto.

Selain Vespa GTS Super Tech 300, ada Piaggio MP3 500, Aprilia Shiver 900, dan Moto Guzzi V9 Bobber 900.

Pusat perhatian

Rombongan turing PT Piaggio Indonesia keluar dari gerbang Desa Sade. Kehadiran barisan panjang sepeda motor ini mengundang perhatian banyak orang yang ada sekitar jalan raya Desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, di mana desa wisata itu berada.DOKUMENTASI PT Piaggio Indonesia Rombongan turing PT Piaggio Indonesia keluar dari gerbang Desa Sade. Kehadiran barisan panjang sepeda motor ini mengundang perhatian banyak orang yang ada sekitar jalan raya Desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, di mana desa wisata itu berada.
Tentu saja, keempat motor yang diparkir di depan rumah adat Sasak -dengan atap jerami dan dinding anyaman bambu, lagi-lagi menjadi pusat perhatian.

Sade adalah salah satu dusun di Desa Rembitan yang dikenal masih mempertahankan adat suku Sasak.

Meski desa itu berada tepat di sisi jalan raya dengan aspal yang mulus, warga Sade masih berpegang teguh menjaga keaslian budayanya.

Alasan itu pula yang menjadikan desa ini menjadi kawasan wisata, yang amat dikenal para pelancong mancanegara.

Baca juga: Ketika Motor-motor Italia Meluncur di Aspal Mulus Sabana Baluran...

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau