Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 April 2020, 12:24 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah otoritas kesehatan berulang kali memberikan pernyataan bahwa selain tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan pasien virus corona, pemakaian masker hanya diperlukan bagi individu yang sedang sakit.

Disebutkan bahwa masyarakat yang sehat tidak perlu menggunakannya ketika beraktivitas sehari-hari, namun cukup menjaga kebersihan diri.

Tenaga kesehatan perlu mengenakan masker karena berinteraksi secara rutin dengan pasien-pasien yang sakit dan seringkali perlu berinteraksi dalam jarak dekat untuk prosedur medis penting. Kondisi ini membuat mereka berisiko tinggi terpapar partikel virus.

Namun, angka infeksi virus terus meluas. Di saat yang sama, ada sejumlah masyarakat yang masih bekerja di luar rumah dan tidak bisa menghindari transportasi publik atau interaksi dengan orang lain.

Bagi orang-orang tersebut, penggunaan masker secara rutin mungkin perlu dilakukan. Meski begitu, individu yang sehat diimbau untuk tidak menimbun masker bedah dan N95 karena stok di pasaran yang semakin menipis.

Masker-masker tersebut lebih dibutuhkan oleh para pekerja kesehatan.

Baca juga: Cerita Inem, Berbagi Masker dan Sembako untuk Pekerja Jalanan Jogja

Para peneliti menemukan semakin banyak kasus asimptomatik muncul dibandingkan pada periode awal pandemik.

Data yang dikumpulkan oleh Pemerintah Cina mengindikasikan bahwa sepertiga orang yang teridentifikasi positif virus corona bisa menjadi silent carrier, seperti dilaporkan oleh South China Morning Post.

Tes penyebaran pada Diamond Princess juga menunjukkan bahwa setengah kasus positif di kapal tersebut tidak menunjukkan gejala.

Sebuah laporan baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang diterbitkan Jumat lalu juga menunjukkan bahwa beberapa penghuni fasilitas perawatan di King County, Washington, tidak memiliki gejala, atau memiliki gejala yang sangat ringan setelah mereka dipastikan terinfeksi virus corona.

Karena identifikasi dan isolasi orang dengan infeksi virus punya peran penting dalam memutus rantai penularan, orang yang tidak memiliki gejala atau mengembangkan gejala berpotensi terus menyebarkan penyakit secara tidak sengaja.

"Masih sulit untuk mengatakan berapa persen orang yang benar-benar tidak menunjukkan gejala karena banyak yang mengalami gejala beberapa hari kemudian," kata kepala petugas medis dari Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, Dr. Neil Fishman, seperti dilansir dari NY Times

"Yang kami tahu adalah bahwa individu dapat menyebarkan virus sekitar 48 jam sebelum mereka mengalami pengembangan gejala. Memakai masker dapat mencegah penularan dari orang-orang itu."

Selain itu, mengenakan masker juga dapat mengurangi kemungkinan orang menyentuh wajah. Adapun menyentuh wajah merupakan cara penularan lain dari virus dari permukaan-permukaan yang terkontaminasi.

"Oleh karena itu, untuk individu yang bekerja di industri penting tertentu, di mana mereka masih harus keluar setiap hari, saya pikir mengenakan masker masuk akal," kata Dr. Fishman.

Baca juga: Efektifkah Penggunaan Masker untuk Cegah Virus Corona?

Di beberapa negara di Asia, orang-orang diimbau untuk memakai masker dengan pendekatan psikologis dari beraktivitas di keramaian dan perlindungan.

Jika semua orang memakai masker, individu akan melindungi satu sama lain dan dapat mengurangi penularan komunitas secara keseluruhan.

Namun, penggunaan masker tentunya harus tetap disertai praktik penting lainnya, seperti menjaga higienitas dengan rajin mencuci tangan dan menerapkan pembatasan sosial.

Masker kain sebagai alternatif

Untuk masyarakat yang sehat, masker kain bisa menjadi alternatif untuk digunakan sebagai bentuk perlindungan diri.

Menggunakan masker kain bisa membantu mengurangi risiko kelangkaan masker bedah dan N95 yang lebih dibutuhkan oleh para tenaga kesehatan.

Pihak pemerintah pun menyampaikan hal serupa. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, masker kain dapat menjadi pilihan ketimbang tak menggunakan masker sama sekali.

"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Droplet merupakan sumber terjadinya penularan virus karena dapat berpindah dari orang yang sakit ke orang sehat.

Menurut Yuri, masker kain juga punya fungsi yang sama sebagai penahan droplet, baik droplet pemakai maupun orang lain.

Pengguna masker kain yang tidak sedang batuk dianjurkan mengganti masker tiap tiga jam sekali, sedangkan yang tengah flu disarankan mengganti masker lebih sering lagi.

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Amankah Pakai Masker Buatan Sendiri?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau