Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 08:19 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyemprotan disinfektan di berbagai lokasi umum untuk mencegah Covid-19 menjadi bahan perdebatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan ikut mengingatkan, menyemprot tubuh dengan alkohol dan klorin pada tubuh tidak akan membunuh virus yang ada di dalam tubuh.

Selain disebut tidak efektif, hal ini juga dianggap berbahaya bagi tubuh.

"Penyemprotan-penyemprotan itu sebenarnya tidak efektif, dalam arti kata belum tentu membunuh virus tersebut."

Baca juga: Konsumsi Vitamin C Dosis Tinggi untuk Cegah Virus Corona Tak Berguna

"Justru adanya bisa di celana, sepatu kita sedangkan penyemprotan banyaknya ke badan kita," kata Ari dalam diskusi online bersama AJI Jakarta, Minggu (5/4/2020).

"Jadi saya bilang, ini sebenarnya lebih banyak efek sampingnya daripada manfaatnya."

Mengapa cara itu dinilai tidak efektif?

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, memberikan penjelasan.

Dia mengatakan, virus menular lewat percikan, tetesan atau droplet seseorang yang batuk, bersin atau berbicara keras di depan orang lainnya dalam jarak satu meter.

Droplet mengandung virus tersebut juga bisa jatuh ke permukaan benda yang biasa kita sentuh sehingga bisa juga menjadi sumber penularan.

Oleh karena itu, lanjut Ari, penting untuk memperhatikan agar tangan kita tidak menyentuh tempat-tempat yang banyak disentuh orang lain, terutama di luar rumah.

Baca juga: Menilik Bahaya Bilik Disinfektan dan Semprot Disinfektan ke Tubuh

Selain itu, pastikan tangan yang kotor tidak menyentuh mulut, hidung atau mata.

"Di satu sisi, untuk saat itu okelah kalau metodenya baik, aman untuk tubuh manusia ya sehari itu langsung bersih."

"Tapi kalau di dalam tubuh orang tersebut ada virus, dia batuk-batuk lagi, itu akan menempel lagi," kata Ari.

"Karena dia (disinfektan) sifatnya bukan mencegah, tapi membunuh kalau memang ada virus."

Iritasi kulit hingga gangguan organ

Ari menyinggung tentang imbauan WHO yang melarang penggunaan lampu ultraviolet untuk sterilisasi tangan dan area kulit lain. Cara tersebut disebut dapat menyebabkan iritasi kulit.

Penyemprotan alkohol atau klorin juga berbahaya untuk mukosa mulut, hidung, dan mata.

"Mata bisa iritasi, memerah, pada orang dengan kulit sensitif bisa terjadi dermatitis kontak atau kelainan pada kulit akibat kontak dengan zat kimia tersebut."

"Kalau dihirup bisa sesak napas, kalau tertelan akan muntah," ungkap dia.

Paparan tinggi bahan kimia tersebut dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam tubuh yang bisa berujung pada kanker, dan gangguan organ, seperti gangguan fungsi hati.

Baca juga: Seberapa Efektif Disinfektan dari Pemutih Pakaian?

"Akhirnya bisa berujung pada kanker karena sebagian dari bahan ini disebut sebagai karsinogenik, tentu tergantung paparannya."

"Sebentar mungkin tidak masalah, tapi dalam waktu lama bisa menyebabkan gangguan organ. Kalau zat biasanya liver yang terganggu," papar Ari.

Ia menambahkan, disinfektan dapat dipergunakan untuk membunuh virus atau bakteri pada permukaan benda.

Dalam konteks pencegahan penyebaean virus corona, sebaiknya penyemprotan disinfektan dilakukan pada tempat-tempat seperti ruang kantor atau yang pernah ditempati oleh pasien terkonfirmasi positif dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Hal ini yang dilakukan Singapura pada saat ada anak dari satu sekolah positif maka sekolah tersebut disterilisasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 'Red Flag' soal Keuangan yang Harus Diwaspadai Saat Pacaran, Wajib Tahu

3 "Red Flag" soal Keuangan yang Harus Diwaspadai Saat Pacaran, Wajib Tahu

Relationship
Becky Hoover Berhasil Turun 72 Kg dengan Berjalan Kaki dan Ubah Pola Makan

Becky Hoover Berhasil Turun 72 Kg dengan Berjalan Kaki dan Ubah Pola Makan

Wellness
 3 Hal Terkait Keuangan yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Masih Pacaran

3 Hal Terkait Keuangan yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Masih Pacaran

Relationship
3 Cara Mengajak Pasangan Ngobrol soal Keuangan Sebelum Menikah

3 Cara Mengajak Pasangan Ngobrol soal Keuangan Sebelum Menikah

Relationship
Intip Gaya ala Moon Ga-Bi, Model Sekaligus Ibu dari Anak Jung Woo Sung

Intip Gaya ala Moon Ga-Bi, Model Sekaligus Ibu dari Anak Jung Woo Sung

Fashion
5 Fakta Menarik tentang Moon Ga-Bi, Ibu dari Anak Jung Woo Sung

5 Fakta Menarik tentang Moon Ga-Bi, Ibu dari Anak Jung Woo Sung

Relationship
Sering Diabaikan, Istirahat Penting untuk Menjaga Performa Olahraga

Sering Diabaikan, Istirahat Penting untuk Menjaga Performa Olahraga

Wellness
Kapan Waktu Terbaik Membicarakan soal Keuangan Bersama Pasangan?

Kapan Waktu Terbaik Membicarakan soal Keuangan Bersama Pasangan?

Relationship
Rasa Percaya Diri Naik, Ini Dia Tip Menghilangkan Bau Badan

Rasa Percaya Diri Naik, Ini Dia Tip Menghilangkan Bau Badan

Beauty & Grooming
Tampil Menawan dengan Paduan Anting Panjang dan Tusuk ala Putri Marino, Begini Caranya

Tampil Menawan dengan Paduan Anting Panjang dan Tusuk ala Putri Marino, Begini Caranya

BrandzView
Cara Soraya Larasati Atasi Gelisah Sebelum Maraton

Cara Soraya Larasati Atasi Gelisah Sebelum Maraton

Wellness
Menganggur, Alasan Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Perceraian

Menganggur, Alasan Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Perceraian

Relationship
Sering Terjadi, Ini 6 Kesalahan Umum Ketika Menggunakan Skincare

Sering Terjadi, Ini 6 Kesalahan Umum Ketika Menggunakan Skincare

Beauty & Grooming
2 Tips Memakai Pakaian Musim Dingin agar Tak Terasa Berat

2 Tips Memakai Pakaian Musim Dingin agar Tak Terasa Berat

Fashion
Anak Bisa Tetap Bosan di Tempat Kerja Orangtuanya meski Bawa Mainan, Kenapa?

Anak Bisa Tetap Bosan di Tempat Kerja Orangtuanya meski Bawa Mainan, Kenapa?

Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau