Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 "Red Flag" soal Keuangan yang Harus Diwaspadai Saat Pacaran, Wajib Tahu

Kompas.com, 25 November 2024, 22:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap orang akan menghindari red flag atau tanda bahaya dalam hubungan, saat masih pacaran, demi rumah tangga yang aman dan sejahtera.

Red flag datang dalam bentuk yang beragam. Di antaranya adalah watak, kebiasaan, dan keuangan pasangan.

Perencana keuangan dan Co-Founder Purwantara Aidil Akbar Madjid mengatakan, ada sejumlah red flag perihal keuangan yang patut diwaspadai oleh mereka yang masih pacaran. Apa saja?

Baca juga: Menganggur, Alasan Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Perceraian

1. Perilaku konsumtif dan impulsif

Menurut Aidil, perilaku konsumtif dan impulsif pasangan yang terlihat saat masih pacaran termasuk red flag.

“Dari awal boros banget, kalau makan harus ke mall karena dia enggak mau makan di pinggir jalan, terus kalau keluar bisa habis ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan rupiah. Itu sudah red flag,” kata dia kepada Kompas.com, Senin (25/11/2024).

Sebagai contoh, pihak perempuan gemar membeli produk perawatan kulit dan aksesori dengan harga yang mahal.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Membicarakan soal Keuangan Bersama Pasangan?

Bisa juga pihak laki-laki yang terlalu boros dalam membeli apa pun yang berkaitan dengan game, atau sering nongkrong dengan teman-temannya, atau hobi memodifikasi mobil atau motor.

2. Bermain judi dan pemabuk

Red flag selanjutnya adalah bermain judi, entah itu judi darat maupun judi online (judol), dan suka mabuk-mabukan. Aidil mengimbau agar pasangan memberi peringatan.

“Kalau enggak bisa di-warning sekali, atau diperbaiki, atau di-warning dua kali, tapi masih terus diulang, mending langsung ambil keputusan untuk tinggalin,” kata dia.

Sebab, kebiasaan bermain judi dan mabuk-mabukan bisa merugikan pasangan. Terutama, ketika mereka sudah tidak punya uang.

Baca juga: Kopi Bisa Ringankan Efek Mabuk Miras, Benarkah?

Mereka bisa terus meminta uang kepada pasangan, atau menjual aset saat sudah menikah, demi memuaskan hasrat bermain judi dan meminum alkohol.

3. Pinjaman online

Pinjaman online (pinjol) juga termasuk sebagai red flag perihal keuangan dalam hubungan.

Sama halnya dengan bermain judi dan mabuk-mabukan, seseorang berpotensi terus meminjam uang pasangannya.

“Bakal toxic nanti ujung-ujungnya saat sudah berumah tangga. Atau, kalau punya aset bareng, nanti dijual. Atau yang punya motor, motor yang dijual malah punya pihak satunya,” pungkas Aidil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau