Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 13 Desember 2025, 09:30 WIB
Nabilla Ramadhian,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki gigi kuning bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri karena dianggap jarang menggosok gigi.

Padahal, perubahan warna gigi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kebersihan, tetapi juga kebiasaan sehari-hari. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa mempercepat proses staining. Apa saja?

“Apa saja gaya hidup yang bisa memperburuk kondisinya? Yang pertama adalah kopi dan teh. Selanjutnya adalah merokok. Di dokter gigi, musuh bebuyutan kami itu kopi dan rokok,” ungkap drg. Aswar Sandi dalam peluncuran produk pasta gigi usmile di Jakarta Selatan pada Rabu (10/12/2025).

Baca juga: Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung

Kebiasaan yang bisa membuat gigi menguning

Sering minum kopi dan teh

Kebiasaan minum kopi dan teh bisa menstimulasi bakteri untuk membentuk plak pada permukaan gigi lebih cepat, sehingga membuat gigi menjadi kuning.

Jika memiliki kebiasaan menyikat gigi yang buruk, plak bisa mengeras seiring waktu dan berubah menjadi karang gigi.

“Jadi, kalau plak itu masih lunak. Masih putih-putih yang bisa dicolek. Kalau sudah enggak bisa dicolek, namanya karang gigi. Jadi, awalnya plak dulu. Lama-lama, kalau dibiarkan, jadi karang gigi,” tutur drg. Aswar.

Baca juga: Waspadai Ciri-ciri Karang Gigi, Bisa Berbahaya bagi Kesehatan Mulut

Kenapa gigi bisa menguning?

drg. Aswar Sandi yang berpraktik secara mandiri di KADOYA Dental Clinic, dalam peluncuran produk pasta gigi usmile di Jakarta Selatan pada Rabu (10/12/2025).kompas.com / Nabilla Ramadhian drg. Aswar Sandi yang berpraktik secara mandiri di KADOYA Dental Clinic, dalam peluncuran produk pasta gigi usmile di Jakarta Selatan pada Rabu (10/12/2025).

Kopi dan teh sebenarnya mengandung asam, yang ketika kontak dengan gigi secara perlahan bisa membuat enamel (lapisan pelindung gigi) menjadi lunak dan mudah terkikis.

“Dan mengandung chromogens dan polyphenols. Mereka masuk ke dalam gigi dan membuat terbentuknya plak. Inilah kenapa kopi (dan teh) sangat menimbulkan plak,” terang drg. Aswar.

Hal tersebut dijelaskan dengan rinci melalui sebuah penelitian dari tahun 2018 berjudul “Spectroscopic Examination of Enamel Staining by Coffee Indicates Dentin Erosion by Sequestration of Elements” oleh Sinai H.C. Manno, dkk.

Merokok

Merokok adalah salah satu kegiatan yang sangat merusak tubuh manusia. Bukan hanya menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan mengganggu reproduksi, tetapi juga membuat gigi kuning.

Pasalnya, rokok memiliki lebih dari 100 senyawa kimia yang dapat merugikan tubuh, serta menimbulkan masalah gigi dan mulut.

Baca juga: Saran Memutihkan Gigi Menjamur di Medsos, Mana yang Efektif

Terkait masalah gigi, rokok bisa menimbulkan noda hitam pada gigi akibat nikotin karena bisa langsung membentuk noda dan plak.

“Enamel gigi itu ada poros-porosnya menurut penelitian Sinai. Mereka punya lubang. Jadi, zat-zat yang berwarna, (kandungan) kopi, dan nikotin, bisa langsung masuk. Jadi, gigi berubah warna, dan juga bisa menimbulkan plak,” jelas drg. Aswar.

Cara mencegah gigi menguning

Untuk mencegah gigi menguning, sikat gigi setiap dua kali sehari adalah hal wajib. Setiap menyikat gigi, pastikan durasinya minimal dua menit untuk memastikan seluruh permukaan gigi bersih.

Saat menyikat gigi, tidak perlu terlalu keras karena bisa menyebabkan perbatasan antara gigi dan gusi menjadi terkikis. Enamel juga bisa rusak, dan membuat gigi menguning.

Untuk memastikan gigi lebih bersih, gunakan benang floss dan obat kumur setelah menyikat gigi. Kebiasaan menyikat gigi seperti ini tidak hanya mencegah gigi menguning, tetapi juga berlubang.

Baca juga: 2 Kandungan Pasta Gigi yang Bikin Napas Wangi Tahan Lama

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau