Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Ghosting Generasi Digital, Tak Melulu soal Asmara

Kompas.com, 11 April 2021, 15:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Farras Natasya, Chelsea Erwan, Jessica Audri, dan Sinta Paramita

ISTILAH ghosting mendadak jadi bahan pembicaraan semesta internet di Nusantara. Ghosting diambil dari Bahasa Inggris yang berarti berbayang.

Dalam Bahasa Indonesia, ghosting merupakan tindakan mengakhiri sebuah hubungan secara mendadak dan memutuskan komunikasi tanpa penjelasan.

Perilaku ghosting umumnya terjadi dalam social media. Tindakan ini dapat merugikan sebelah pihak yang menjadi korban ghosting.

Psikolog Meity Arianty STP, MPsi mengatakan bahwa ghosting merupakan salah satu fenomena kencan modern yang mana salah satu pihak mendadak hilang tanpa kabar atau kata-kata yang jelas.

Hal ini sering terjadi pada anak muda. Pasangan mereka yang secara tiba-tiba menghilang dan tidak membalas pesan tanpa penjelasan apa pun termasuk dalam perilaku ghosting.

Perilaku tersebut tentu dapat membuat sang kekasih bingung, kesal, maupun sedih. Mereka akan bertanya-tanya tentang apa salah mereka sehingga diperlakukan seperti itu.

Perilaku ghosting dalam hubungan dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Meskipun ghosting identik dilakukan oleh pria, namun menurut survei wanita juga kerap melakukannya.

Dalam beberapa kasus, ghosting sering kali menjadi cara pemutusan suatu hubungan. Namun, cara putus hubungan dengan melakukan ghosting terkesan tidak sehat karena dapat menyakiti sebelah pihak. Baik itu hubungan romantis, pertemanan, maupun keluarga, hal tersebut dapat membawa ketidaknyamanan terhadap korban.

Contoh perilaku ghosting adalah saat seseorang kekasih tiba-tiba tidak membalas pesan ataupun mengangkat telepon dan tidak mengabari.

Hal itu dilakukan secara tiba-tiba sehingga pihak lainnya yang menjadi korban pun tidak mengetahui alasan yang sebenarnya.

Tidak hanya dalam hubungan romantis, ghosting pun kerap kami temukan dalam hubungan sehari-hari. Misalnya, seseorang teman kuliah yang tiba-tiba tidak membalas pesan ataupun datang saat sedang mengerjakan tugas kelompok. Dengan begitu, pengerjaan tugas kelompok dapat terhambat dan merugikan anggota kelompok yang lainnya.

Belakangan ini ghosting menjadi viral di media sosial, netizen ramai berkomentar tentang ghosting yang dilakukan salah satu tokoh terkenal saat ini.

Dari potret media sosial, ghosting dilakukan dengan meninggalkan pasangan tanpa kabar, sehingga pasangan yang ditinggalkan merasa kehilangan tanpa pesan apa pun. Perilaku yang dianggap ghosting oleh beberapa kalangan menilai kritik dan dukungan bagi kedua belah pihak.

Ada berbagai macam alasan seseorang melakukan ghosting. Satu alasan yang dapat menjadi penyebab seseorang melakukan ghosting adalah pelaku mungkin saja mau mengakhiri suatu hubungan, namun takut menyakiti perasaan sang korban. Kemungkinan lainnya adalah pelaku tidak ingin berkomitmen dalam hubungan tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau