Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2021, 15:04 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Sesak napas (dispnea) dapat terjadi secara tiba-tiba untuk waktu yang singkat, misalnya satu atau dua menit setelah melakukan aktivitas berat.

Namun, sesak napas juga bisa diakibatkan masalah kronis, membuat kita merasa tidak mendapatkan cukup udara ke dalam paru-paru dalam jangka waktu yang panjang.

Pada kasus yang serius, kita mungkin merasa seperti tercekik. Sesak napas juga bisa menjadi tanda peringatan masalah kesehatan yang membutuhkan perawatan segera.

Tapi, sesak napas seperti apa yang memerlukan perawatan medis segera?

Menurut Healthline, olahraga biasanya merupakan pemicu sesak napas jangka pendek.

Cobalah ingat ketika kita berlari, berenang, atau melakukan olahraga sejenis lainnya, kita mungkin perlu beberapa menit untuk mengatur napas.

Kita mungkin mengalami kesulitan menghirup oksigen yang cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh.

Pada kondisi sehat, pernapasan akan segera lega dan dapat kembali bernapas normal dalam beberapa menit.

Contoh lainnya, berada di ketinggian yang lebih tinggi dan tidak terbiasa dengan kondisi lebih sedikit oksigen, kita juga mungkin mengalami sesak napas sementara.

Pada ketinggian yang sangat tinggi, seperti puncak gunung, udara yang "lebih tipis" dapat menjadi bahaya kesehatan yang nyata.

Untuk itu, pastikan berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perjalanan ke daerah dengan ketinggian.

Baca juga: Berbagai Penyebab Sesak Napas, Tak Cuma akibat Covid-19

Gejala sesak napas yang perlu diwaspadai

Jika sesak napas terjadi setelah aktivitas seperti olahraga berat, maka hal itu dapat dimengerti.

Berikut beberapa tanda sesak napas butuh bantuan medis segera:

  • Sesak napas lebih cepat dari biasanya setelah melakukan aktivitas fisik.
  • Terengah-engah setelah aktivitas yang biasa kita lakukan tanpa masalah.
  • Sesak napas tanpa sebab apapun.

Selain itu, menurut WebMD, jika kita adalah orang dewasa sehat, kita akan menarik dan membuang napas hingga 20 kali per menit. Artinya, dalam sehari kita melakukannya hampir 30.000 kali.

Olahraga berat atau kondisi kesehatan seperti flu dapat membuat pola bernapas itu berubah, tapi kita mungkin tak sampai merasakan sesak napas.

Sesak napas akut dimulai dalam beberapa menit atau jam dan bisa disertai gejala lain seperti demam, ruam, atau batuk.

Sedangkan sesak napas kronis dapat membuat kita merasa sesak napas ketika melakukan aktivitas sehari-hari sehari-hari, bahkan saat melakukan aktivitas sederhana seperti berjalan dari kamar ke kamar atau berdiri.

Terkadang, sesak napas juga menjadi lebih baik atau lebih buruk dengan posisi tubuh tertentu.

Misalnya, berbaring telentang dapat memicu sesak napas pada orang dengan kondisi seperti penyakit jantung dan paru-paru tertentu.

Baca juga: Yuk, Pelajari Teknik Bernapas yang Lebih Sehat

Kapan harus ke dokter

Sesak napas yang tidak dapat dijelaskan dapat menjadi tanda kondisi medis yang serius. Untuk itu, pastikan segera mengonsultasikannya dengan dokter.

Jika tiba-tiba menunjukkan gejala lain seperti pusing atau nyeri dada, kita harus mencari perawatan darurat.

Selain itu, jika sesak napas semakin parah saat berbaring, itu mungkin pertanda gagal jantung sehingga penting untuk menemui dokter dan mendapatkan diagnosis.

Sedangkan jika sesak napas disertai batuk, itu mungkin merupakan tanda PPOK atau pneumonia. Menggigil, demam, dan batuk berdahak juga merupakan gejala pneumonia.

Jika itu penyebabnya, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang bisa menjadi serius, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

Selain itu, pneumonia juga dapat menyebabkan rawat inap dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan benar.

Segera melakukan konsultasi dengan dokter ketika merasakan ketidaknyamanan saat bernapas dapat membantu kita mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat sesegera mungkin.

Baca juga: Teknik Bernapas yang Benar Saat Berolahraga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com