Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Dokter untuk Atasi Tumit Kering dan Pecah-pecah

Kompas.com, 26 November 2021, 17:00 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sering berjalan kaki atau memakai sepatu yang kesempitan, dan menginjak permukaan yang lembap akan membuat kulit telapak kaki dan tumit kaki kering, pecah-pecah dan kasar.

Tumit kaki yang pecah-pecah dan kering tidak sedap dipandang mata. Namun selain persoalan estetika, masalah ini bisa menimbulkan nyeri ketika berjalan, dan memicu infeksi serius.

Sebelum mengetahui cara mengatasinya, pahami dulu apa yang menyebabkan tumit kaki kering dan pecah-pecah.

Dokter kulit berlisensi Sheel Desai Solomon, MD, serta Samer Jaber, MD, pendiri Washington Square Dermatology menjelaskan fakta-fakta seputar masalah pada tumit kaki.

"Tumit pecah-pecah terjadi ketika penghalang kulit mengalami gangguan," kata Jaber.

Baca juga: Awas Infeksi, Ini Kiat Mengatasi Kulit Tumit yang Pecah-pecah

"Gangguan bisa disebabkan masalah medis seperti psoriasis atau eksim, atau ketika kulit kita sangat kering."

Faktor lain yang menimbulkan retakan atau pecah-pecah pada tumit adalah usia dan kurangnya kelembapan.

"Kulit yang lebih kering memicu lebih banyak retakan dan pengelupasan," kata Solomon.

Lebih lanjut ia memaparkan, retakan di tumit kaki dapat menyebabkan luka yang rentan terinfeksi jika tidak diobati.

Apabila sistem kekebalan tubuh terganggu, atau memiliki penyakit diabetes, infeksi di tumit kaki dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Tumit Kaki Pecah-pecah Secara Alami

Tips atasi tumit kering dan pecah-pecah

1. Menjaga kebersihan dan kelembapan kaki

Solomon mengatakan, menjaga kaki senantiasa bersih dan lembap secara rutin akan membuat kaki tetap sehat.

"Cuci kaki dengan pembersih hydrating non-busa (dalam bentuk krim atau susu) untuk menjaga kulit kaki dari kekeringan dan melembapkan kaki setelah selesai mandi," ucap dia.

"Setelah mandi, saatnya mengaplikasikan produk dengan petrolatum, gliserin, shea butter, vitamin E atau jojoba. Bahan-bahan ini sangat efektif mencegah hilangnya kelembapan."

Selain bahan-bahan yang disebutkan di atas, madu juga dapat dicoba untuk perawatan kaki.

"Madu sarat akan sifat antimikroba dan antibakteri yang bagus untuk membersihkan dan menyembuhkan luka, terutama madu Manuka," tambah Solomon.

Caranya, buatlah masker kaki (foot mask) madu dari campuran madu dengan minyak almond. Kemudian, oleskan campuran tersebut ke tumit kaki.

Baca juga: Simak, Panduan Jalan Kaki dengan Postur Tubuh yang Benar

2. Mengangkat kulit mati

Demi mencegah keretakan pada tumit, eksfoliasi atau pengelupasan kulit perlu dilakukan.

Kedua ahli menyarankan penggunaan pelembap dengan exfoliant seperti urea dan asam salisilat.

Urea adalah senyawa seperti urin yang membantu kelembapan untuk meresap ke dalam kulit, dan asam salisilat mencegah pecah-pecah pada tumit.

Solomon juga merekomendasikan foot file atau kikir kaki yang halus untuk menghilangkan kulit mati.

"Menggunakan kikir kaki setelah mandi bisa menjadi cara yang baik untuk menghindari kapalan atau retak, namun hindari yang terlalu tajam," katanya.

Kikir kaki digunakan untuk menghilangkan kulit mati tetapi juga membiarkan lapisan kulit yang sehat tetap utuh guna melindungi dari infeksi.

Baca juga: Selalu di Rumah, Mengapa Tumit Sering Pecah-pecah?

3. Menutup retakan atau pecah-pecah di tumit

Tumit pecah-pecah yang mengeluarkan darah bisa sangat menyakitkan. Atasi dengan menggunakan perban cair untuk menutup retakan, sekaligus menjaga luka tetap bersih. 

4. Memakai kaus kaki dari bahan alami

Kaus kaki yang lembap dan basah karena terlalu lama berada di dalam sepatu akan menyebabkan infeksi jamur pada kaki.

Untuk mencegah hal ini, dianjurkan memilih kaus kaki yang terbuat dari bahan alami seperti katun atau wol agar kaki terbebas dari keringat dan bakteri.

"Bahan seperti katun dan wol lebih menyerap kelembapan. Kaki juga cenderung tidak berbau," katanya.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Bau Kaki dan Cara Mengatasinya

Jika cara-cara di atas, termasuk penggunaan produk perawatan kaki yang dijual bebas tidak mengatasi masalah, Jaber dan Solomon menyarankan kita untuk berkonsultasi ke dokter kulit.

"Kurangnya vitamin, mineral, dan seng dalam makanan dapat berdampak buruk pada kesehatan tumit kita," kata Solomon.

"Terkadang ada jamur. Jika hanya kulit kering, dokter kulit dapat meresepkan emolien, seperti amonium laktat atau krim urea untuk membuat kulit kita sehat dan menambahkan losion untuk menjaga kesehatan kulit."

Namun yang terpenting, temukan apa penyebab keretakan pada tumit. Gunakan sabun yang lembut dan jangan lupa mengoleskan pelembab. 

Baca juga: Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau