Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Warna Kulit Manusia Tidak Sama? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com, 17 Januari 2022, 15:14 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang tidak puas dengan warna kulit yang dimilikinya sejak lahir.

Umumnya, kita, khususnya perempuan, ingin memiliki kulit yang lebih putih, tak peduli apapun caranya.

Hal ini berkaitan dengan sesat pikir masyarakat yang menganggap cantik identik dengan warna kulit yang putih.

Baca juga: Dua Warna Rambut yang Cocok untuk Warna Kulit Wanita Indonesia

Demi tampilan yang lebih baik, banyak yang kemudian tergoda menggunakan produk pemutih kulit dengan hasil instan.

Padahal produk kecantikan tersebut berisiko untuk kesehatan karena mengandung bahan berbahaya.

Dermatologis yang aktif membagikan edukasi di Instagram, dr. Listya Paramita, Sp.KK mengatakan tidak ada warna kulit yang lebih baik dibandingkan yang lain.

"Semua warna kulit bisa cantik, bisa sehat, stop stigma cantik itu putih,.itu salah sekali" ujarnya.

Ia menegaskan, tidak ada yang salah dengan warna kulit yang kita miliki, apapun jenisnya.

Warna kulit manusia secara alami berbeda-beda karena dipengaruhi faktor genetik.

Warna kulit yang kita miliki saat ini merupakan warisan dari leluhur sebelumnya, beserta variasinya.

Dijelaskan, pewarisan ini bisa berbeda-beda aplikasinya bahkan pada saudara kandung.

Baca juga: Teknologi SkinMatch Bikin Kosmetik Menyatu dengan Warna Kulit

Setiap orang akan memiliki kode genetiknya sendiri yang berlainan sehingga berpengaruh pada kulitnya.

"Jadi jangan heran jika dalam satu keluarga akan muncul warna kulit yang tidak sama," jelas Dokter Mita.

Beragam warna kulit manusia, semua sama baiknya

Dokter Mita mengatakan skin shamming, diskriminasi warna kulit, seharusnya tidak lagi terjadi.

Warna kulit manusia secara alami memang berbeda-beda dan bervariasi.

Dalam ilmu dermatologi, warna kulit manusia dibagi menjadi enam kelompok.

Pembagiannya disusun mulai dari paling terang sampai tergelap dengan karakternya masing-masing.

Pembagiannya berdasarkan The Fitzpatrick Scala yakni:

Type 1: Light, pale white

Jenis paling terang ini selalu terbakar matahari namun warna kulitnya sulit menggelap.

Type 2: white, fair

Pemilik warna kulit ini biasanya terbakar matahari dan bisa menggelap meskipun agak sulit.

Type 3: medium, white to olive

Warna kulit ini bisa mengalami terbakar matahari ringan dan secara bertahap bisa menjadi lebih gelap.

Baca juga: Manfaat Alpukat untuk Kesehatan dan Kecantikan Kulit, Sudah Tahu?

Type 4: Olive, moderate brown

Warna kulit kecokelatan ini jarang terbakar matahari namun mudah bertambah gelap

Type 5: Brown, dark brown

Warna kulit seperti dimiliki Will Smith ini sangat jarang mengalami iritasi akibat matahari namun sangat mudah menggelap.

Type 6: Black, very dark brown to black

Pemilik skintone paling gelap ini tidak pernah terbakar matahari namun bertambah gelap dengan sangat mudah.

Dokter Mita menerangkan, warna kulit manusia ditentukan oleh kadar pigmen di dalam kulit, yakni melanin yang dihasilkan oleh sel melanosit.

Semakin banyak kadar melaninnya maka akan semakin gelap warna kulitnya, demikian pula sebaliknya.

"Cintai kulitmu, rawat sebaik-baiknya. Remember, beauty has no skin tone," tandas Dokter Mita.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau