Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Pentingnya Keterlibatan Orangtua bagi Perkembangan Psikologis Anak

Kompas.com - 17/06/2022, 09:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG anak merupakan kebanggaan dan kebahagiaan terbesar bagi para orangtua. Seorang Ibu mengandung anak dengan rentang waktu 9 bulan, yang kemudian diasuh oleh kedua orangtua hingga usia masuk sekolah.

Kemudian anak beranjak besar dan mulai masuk sekolah, pada saat itulah sang anak berada pada lingkungan baru yang membantunya membentuk jati diri.

Di masa pertumbuhannya, anak juga perlu menyatu dengan anak-anak seusianya di lingkungan bermainnya.

Selama 12 tahun lebih ketika di lingkungan pendidikan, anak berpisah dengan orangtuanya untuk membangun hidupnya sendiri di tengah masyarakat.

Banyak sekali lingkungan yang dijalani anak dan dapat memengaruhinya. Namun ada satu lingkungan yang seringkali dilupakan oleh banyak orang, padahal memiliki dampak yang sama besarnya dengan lingkungan lain, yakni keluarga.

Lingkungan keluarga adalah tempat yang penting di mana anak pertama kali belajar bagaimana ia memahami tentang dunia.

Ketika anak dilahirkan kedunia hingga masuk sekolah, masa itu diisi orangtua untuk memperkenalkan dunia pada sang anak.

Dalam melibatkan dirinya dengan sang anak, orangtua dapat menunjukkan salah satu dari empat tipe pola asuh, yaitu authoritative, authoritarian, permissive, dan uninvolved.

  1. Pola asuh authoritative akan terlibat pada kehidupan anaknya secara hangat dan responsif, aturan yang jelas, ekspektasi tinggi, mendukung, dan menghargai kebebasan sang anak.
  2. Pola asuh authoritarian akan melibatkan dirinya dengan sang anak secara tidak responsif, aturan yang mengikat, ekspektasi tinggi, dan kepatuhan secara penuh dari sang anak.
  3. Pola asuh permissive akan melibatkan dirinya secara hangat dan responsif, sedikit aturan, ekspektasi yang rendah, dan toleran.
  4. Pola asuh uninvolved akan melibatkan dirinya secara dingin dan tidak responsif, tanpa aturan, tidak berekspektasi apapun, dan cuek.

Orangtua yang melibatkan dirinya secara authoritative akan menghasilkan anak dengan kemampuan akademik yang tinggi, kepercayaan diri tinggi, kemampuan sosial yang baik, dan sedikit pelanggaran.

Orangtua yang mengasuh anaknya secara authoritarian, maka sang anak akan memiliki performa akademik yang rendah, tingkat percaya diri yang rendah, kemampuan sosial yang rendah, dan penyalahgunaan obat atau kejahatan.

Kemudian, anak dengan orangtua yang permissive memiliki perilaku yang impulsif, egois, kemampuan sosial yang buruk, dan hubungan yang bermasalah.

Berbeda pola asuh authoritative, dengan orangtua yang melibatkan dirinya secara uninvolved akan menghasilkan anak dengan perilaku yang impulsif, melakukan banyak pelanggaran, penyalahgunaan obat, dan bisa berakhir pada bunuh diri.

Mengacu pada teori keterikatan, Baumeister dan Leary (1995) memiliki anggapan bahwa hubungan afeksi sejak dini antara anak dan orangtua dapat memberikan pengaruh yang signifikan sepanjang kehidupan.

Dengan orangtua memberikan kepedulian dan dukungan pada anak, mampu memupuk perkembangan rasa aman untuk sang anak yang menjadi pondasi dari perkembangan sosioemosional yang sehat.

Kepedulian dan dukungan yang merupakan afeksi sejak dini membuat sang anak belajar bahwa kebutuhan mereka mampu untuk dipenuhi dan memberikan pengaruh kepada orangtua mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com