Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Pentingnya Keterlibatan Orangtua bagi Perkembangan Psikologis Anak

Kompas.com - 17/06/2022, 09:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perkembangan sosioemosional yang sehat inilah yang akan memberikan panduan pada pikiran, perilaku, dan ekspektasi sang anak ketika beranjak dewasa nantinya.

Ketika usia remaja nantinya, hubungan pada orangtua inilah yang membuat anak mampu untuk merasa tetap stabil, terlebih lagi di masa pubertasnya.

Penting juga bagi orangtua membekali sang anak agar siap terjun pada lingkungan yang baru.

Orangtua bisa membantu perkembangan sang anak dengan cara merangsang kognitifnya seperti menyediakan materi edukasi dan mengajak anak pada kegiatan edukasional.

Beberapa perilaku orang yang dapat merangsang kognitif anak seperti mengajak anak ke museum atau planetarium sebagai kegiatan edukasional.

Hasil analisis oleh Hill dan Tyson (2009) menunjukkan perbedaan keterlibatan orangtua ketika anak masih SD dan ketika SMP dan seterusnya.

Dengan orangtua mengawasi dan membantu pekerjaan rumah sang anak, mampu memberikan hasil positif karena adanya kesempatan untuk menyediakan materi edukasi dan menumbuhkan kemampuan akademik yang positif di antara teman-temannya.

Namun apabila anak sudah SMP akan memberikan dampak yang buruk karena sang anak sudah memiliki kepercayaan diri bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Dengan adanya usaha dari orangtua, anak memiliki potensi keberhasilan akademik yang lebih baik dan berkurangnya masalah perilaku.

Selain itu, Parke dan Buriel (2006) berpendapat bahwa anak yang memiliki kemampuan kognitif yang diberikan orangtuanya cenderung mampu berhasil dalam lingkungan akademiknya dan hubungan sosialnya.

Usaha-usaha orangtua dalam memberikan pengalaman berkualitas dan interaksi dengan anak memberikan sang anak informasi mengenai diri mereka sendiri sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk berhasil, sebagai seorang pembelajar yang mandiri, sebagai orang yang mampu untuk berhubungan dengan orang lain di lingkungan, dan memberikan kesempatan untuk memenuhi tujuan pribadi sang anak yang bermanfaat untuk perkembangannya.

Keterlibatan orangtua yang memenuhi kebutuhan psikologis seperti kompetensi, otonomi, dan keterkaitan sang anak akan menunjukkan partisipasi akademik yang baik dan hasil penyesuaian yang positif.

Namun begitu juga sebaliknya, keterlibatan orangtua yang kurang dan/atau bertentangan dengan kebutuhan psikologis sang anak akan menunjukkan partisipasi akademik yang kurang (bahkan bisa tidak sama sekali) dan merusak fungsi emosional sang anak.

Selain membekali sang anak dengan ilmu untuk menghadapi lingkungan sekolah maupun komunitas, orangtua juga perlu bekerjasama dengan orang-orang di lingkungan tersebut.

Orangtua bisa berkomunikasi dengan guru hingga menghadiri acara sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com