Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Tidak Melakukan Apa-apa Baik untuk Kesehatan Mental

Kompas.com - 25/07/2022, 13:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita bisa merasakan manfaat di balik tidak melakukan apa-apa dalam kehidupan sehari-hari.

Memang, tidak mengerjakan apa pun kerap dipandang negatif bagi sebagian besar orang.

Karena hal tersebut sering dianggap membuang-buang waktu secara percuma, terlebih bagi mereka para "pemuja produktivitas".

Namun, pensiunan psikolog asal California State University, Francine Toder, Ph. D mengatakan hal yang berbeda.

Ia menyampaikan, melepaskan segalanya ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan mental, bahkan dalam waktu yang singkat.

Lantas, apa dampak baik yang bisa dirasakan?

Manfaat

Toder menerangkan, tidak mengerjakan apa pun punya manfaat bagi kesehatan mental, termasuk tubuh.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dalam Keluarga

Di antaranya dapat menurunkan tekanan darah, mengendurkan otot rangka, dan mempertajam fokus.

Dengan begitu, orang-orang tidak perlu menggelontorkan uang yang banyak untuk mendapat layanan kesehatan tertentu.

"Setelah pensiun, saya mendapati diri sendiri 'memuji' tidak melakukan apa-apa atau hampir melakukannya, setidaknya sedikit setiap hari," kata Toder seperti dilansir Psychology Today.

Tidak melakukan apa-apa memang disebut Toder berdampak baik untuk kesehatan mental.

Namun dia mengingatkan, rasa cemas bisa muncul di balik keputusan tersebut.

Hal itu  terjadi ketika kita merasa sungkan karena --misalnya, tidak melakukan apa pun, sedangkan rekan kerja satu kantor sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Anda mungkin ingin mempertimbangkan beberapa saat untuk tidak melakukan apa-apa," ujar dia.

"Jika itu membuat jantung berdetak kencang, Anda tidak sendirian. Beberapa dari kita tidak ingin pengalaman yang tidak menyenangkan," tambahnya.

 

Cara mengatasi kecemasan

Kecemasan yang disebabkan oleh tidak melakukan apa-apa ternyata dapat diatasi.

Toder menyampaikan, mengatasi kecemasan dapat membantu orang-orang yang ingin mencoba praktik tidak melakukan apa-apa.

Ia menerangkan, kecemasan sebenarnya merupakan emosi yang dicirikan oleh ketakutan.

Pada gilirannya emosi akan mendatangkan beberapa efek yang dapat diprediksi pada fisiologi.

Misalnya ketika takut berjalan di gang gelap sendirian atau membayangkan suatu peristiwa yang akan terjadi.

"Saat kecemasan mendahului pengalaman, ini dikenal sebagai kecemasan antisipatif," ungkap Toder.

Kecemasan antisipatif yang dimaksudnya dapat diketahui dari sejumlah tanda, seperti mulut kering atau berkeringat karena lupa.

Dua contoh tersebut biasa orang-orang alami ketika menghadapi ujian, berpidato, atau mengikuti kompetisi tertentu.

Baca juga: Manfaat Berkebun untuk Kesehatan Mental, Atasi Stres hingga Depresi

"Beberapa dari kita rentan terhadap berpikir buruk, tetapi kita semua khawatir dari waktu ke waktu," tutur dia.

"Itu normal tetapi ketika gugup atau takut menganggu kehidupan sehari-hari, pekerjaan, atau relasi, ini lebih serius."

"Sehingga -mungkin, kita memerlukan bantuan profesional," sambung Toder.

 

Cara mengatasi kecemasan

Kecemasan karena tidak melakukan apa-apa memang lumrah terjadi. Nah, masalah yang satu ini bisa diatasi dengan sejumlah cara yang disarankan oleh Toder.

1. Ingatkan diri sendiri

Kita bisa mengingatkan bahwa diri sendiri dapat menghentikan apa yang sedang dilakukan.

Ingatkan juga bahwa aktivitas yang biasa dikerjakan dapat dilanjutkan kapan pun kita mau.

"Tapi tunggu beberapa menit sebelum Anda melakukannya untuk melihat apakah ketidaknyamanan akan berlalu," imbuh Toder.

2. Tetapkan niat

Toder meminta orang-orang untuk menetapkan niat tidak melakukan apa-apa sembari bernapas secara perlahan supaya kegugupan mereda.

Kegugupan bisa diatasi dengan tarikan napas yang panjang atau pendek, lalu tarik napas sedalam mungkin.

Toder menyarankan agar pola bernapas tersebut dilakukan setidaknya selama satu menit.

Ia mengatakan bahwa mindful breathing merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi segala gejala kecemasan.

Baca juga: Makanan dan Kesehatan Mental, Bagaimana Hubungannya?

3. Atur diri sendiri

Ketidaknyaman bisa dirasakan ketika tidak melakukan apa-apa. Untuk itu, lihat dulu sekeliling dan amati objek yang familiar.

Misalnya hewan peliharaan, kasur, selimut, kulkas, atau apa pun kemudian pilih dua di antaranya untuk disentuh.

Menggunakan salah satu indera dapat memberikan rasa yang tenang.

Supaya orang-orang dapat menerapkan praktif tidak melakukan apa-apa, Toder menyarankan mereka untuk memilih satu hari yang santai.

Kemudian luangkan waktu selama 30 menit dan amati apa yang dirasakan, dilihat, dan dicium.

Hal itu bisa dilakukan dengan berjalan-jalan tanpa menyirami tanaman atau tidak merapikan tempat tidur seperti aktivitas yang biasa dilakukan sehar-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com