Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 25 November 2022, 07:47 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah laki-laki memasuki masa pubertas, hormon testosteron akan memengaruhi organ seksual.

Penis dapat mengalami ereksi ketika kita merasakan gairah atau mendapat rangsangan seksual.

Tetapi, pernahkah kamu merasa penasaran mengenai proses terjadinya ereksi?

Simak ulasan lebih lanjut terkait proses ereksi dan masalah yang berkaitan dengan ereksi di bawah ini.

Baca juga: 10 Fakta Unik mengenai Ereksi pada Pria

Apa yang membuat penis ereksi?

Dikutip laman Coloplast, penis memiliki dua bilik yang disebut corpora cavernosa.

Kedua bilik ini memanjang dari kepala penis hingga jauh ke dalam panggul.

Bagian dalam bilik ini terbuat dari jaringan spons yang mampu meningkatkan volume darah dan membuat ukuran penis bertambah.

Saat kita sedang bekerja, berolahraga di tempat fitnes, atau melakukan aktivitas lain, arteri yang memasok darah ke penis hanya terbuka sebagian.

Ini menyediakan aliran darah yang dibutuhkan untuk menjaga jaringan tetap sehat.

Perubahan besar terjadi ketika kita mendapat rangsangan seksual.

Sebagai respons terhadap rangsangan fisik atau mental, otak akan mengirimkan sinyal untuk memicu respons hormonal yang memungkinkan arteri terbuka sepenuhnya.

Arteri yang terbuka membuat lebih banyak darah mengalir ke dua bilik corpora cavernosa. Pembuluh darah akan mengalami tekanan, dan menjebak darah di penis.

Reaksi berantai ini memungkinkan penis untuk mencapai dan memertahankan ereksi.

Ketika otak berhenti mengirimkan sinyal yang menunjukkan gairah seksual, respons hormonal berakhir.

Hasilnya, arteri kembali ke keadaan normal dan penis kembali mengecil.

Jika proses ini tidak berjalan lancar, ada kemungkinan kita mengalami kondisi yang dinamakan disfungsi ereksi.

Baca juga: Bedanya Disfungsi Ereksi vs Ejakulasi Dini

Penyebab disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi merupakan masalah ereksi yang menghalangi proses alami tubuh untuk mendapatkan dan memertahankan ereksi.

Penyebab disfungsi ereksi beragam, namun tiga yang paling umum adalah:

1. Otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke penis

Gangguan neurologis seperti multiple sclerosis (MS), penyakit alzheimer, dan parkinson dapat menyebabkan disfungsi ereksi dengan mengganggu kemampuan otak untuk memberi sinyal gairah seksual ke penis.

2. Aliran darah ke penis berkurang

Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi dan diabetes dapat memengaruhi aliran darah ke penis, membuat ereksi sulit dicapai.

3. Jaringan ereksi mengalami kerusakan

Kerusakan jaringan dapat terjadi pada pria yang menjalani pengobatan radiasi untuk kanker prostat atau kanker kandung kemih.

Mengobati disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi adalah kondisi umum yang memengaruhi sekitar 30 juta pria di AS.

Langkah pertama untuk mengobati disfungsi ereksi yaitu mengidentifikasi penyebab penis kesulitan mendapatkan atau memertahankan ereksi.

Setelah penyebabnya diketahui, barulah kita bisa mendapatkan bantuan dari tenaga medis.

Baca juga: Apa Penyebab Ereksi di Pagi Hari?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau