Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pasangan yang Selingkuh Bisa Berubah dan Tak Ulangi Hal Serupa?

Kompas.com, 23 Desember 2022, 15:47 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasangan dengan riwayat selingkuh kerap dianggap sulit berubah.

Perilakunya akan terus berulang meskipun kita sudah memaafkannya berulang kali.

Kebiasaan tidak setianya itu sudah tertanam sehingga sulit banyak banyak oran memberikan kepercayaan kembali.

Jika dilihat dari aspek psikologis, sejumlah pakar memiliki banyak pandangan serta jawaban terkait perilaku seseorang yang doyan selingkuh.

Baca juga: 5 Tanda Pasangan Selingkuh dari Pertanyaan yang Sering Si Dia Katakan 

Bisakah pasangan yang selingkuh berubah?

Ilustrasi pasangan selingkuhYourtango Ilustrasi pasangan selingkuh
Perselingkuhan tidak dapat dibenarkan dalam hubungan monogami, namun bukan berarti perilaku orang yang selingkuh itu bisa disalahkan terus-menerus.

Konselor hubungan asal AS, Karla Ivankovich, Ph.D., M.A. menilai bahwa terkadang konflik yang terjadi pada sebuah hubungan itu berasal dari pasangan yang diselingkuhi.

Sebagai contoh, seseorang yang diselingkuhi terkadang sulit untuk melupakan dan memaafkan kesalahan pasangannya, sehingga memicu pola pikir tertentu seperti hilangnya kepercayaan dan rasa tidak aman.

Pola yang terbentuk setelah perselingkuhan yang belum terselesaikan dengan baik itu dapat memicu konflik dalam sebuah hubungan hingga berujung pada perpisahan.

Sampai pada akhirnya, pemikiran yang seperti itu juga berdampak pada pola pikir seseorang terhadap pasangannya yang pernah bersalah di masa lalu itu.

Kita berpikir mereka sudah pasti salah sehingga bisa merusak hubungan hingga melabeli pelaku selingkuh tidak akan pernah berubah.

Baca juga: Mimpi Pasangan Selingkuh, Ini 4 Kemungkinan Artinya 

Pasangan selingkuh bisa berubah, asalkan...

Ilustrasi pasangan.Freepik/ pressfoto Ilustrasi pasangan.

Di sisi lain, psikolog berlisensi asal AS lainnya, Alexandra Solomon, Ph.D punya tanggapan berbeda.

Ada banyak faktor yang membuat pasangan selingkuh kapok dan tobat untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Dalam hal ini, dia menyarankan bagi pasangan yang bermasalah akibat perselingkuhan untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut.

  • Seberapa besar penyesalan yang dirasakan setelah selingkuh?
  • Apakah sudah bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah diperbuat?
  • Sudahkah masing-masing pasangan memaafkan diri sendiri?
  • Hal-hal apa yang dapat dipetik dari hubungan yang dinodai dengan perselingkuhan?
  • Seperti apa pandangan pasangan yang selingkuh terhadap kesetiaan?
  • Seberapa besar komitmen mereka untuk mempraktikkan kesetiaan?
  • Hal-hal apa yang mereka lakukan untuk memastikan bahwa hubungan bisa terus dilanjutkan?

Alexandra mengatakan bahwa pertanyaan di atas merupakan gambaran tentang kesadaran diri relasional.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau