Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Autoimun SLE, Penyakit Lupus yang Diderita Isyana Sarasvati

Kompas.com, 21 April 2023, 12:35 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Isyana Sarasvati mengungkapkan dirinya didiagnosis menderita penyakit autoimun, salah satunya SLE alias Systemic Lupus Erythematosus.

Lewat unggahan Instagram miliknya, ia mengaku sempat harus bolak-balik ke rumah sakit sebelum mendapatkan kejelasan soal status kesehatannya itu.

Baca juga: Penyakit Autoimun

Kini, pelantun "Tetap Dalam Jiwa" itu menyebut kondisinya sudah lebih baik meskipun harus tetap menjaga kesehatan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Isyana Sarasvati (@isyanasarasvati)

Apa itu autoimun SLE yang diderita Isyana?

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun ketika sistem kekebalan menyerang jaringannya sendiri.

Ada empat jenis penyakit lupus yang selama ini diketahui antara lain cutaneous lupus, neonatal lupus, dan drug-induced lupus.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lupus?

Namun SLE tergolong dalam penyakit lupus yang paling sering terjadi, setidaknya dialami 70 persen penderitanya, berdasarkan data Lupus Foundation of America.

SLE menyebabkan peradangan pada beberapa organ atau sistem organ di dalam tubuh, baik secara akut maupun kronis sehingga memicu kerusakan jaringan. 

Penyakit autoimun ini akan memengaruhi persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.

Sejauh ini, belum ada obat untuk menghilangkan penyakit lupus namun penderita harus menjaga pola hidup dan minum obat untuk menjaga kondisinya.

Penyakit SLE bisa menjadi hal yang ringan hingga mengancam nyawa seseorang, tergantung penanganannya.

Baca juga: Kisah Dinda dengan SLE: Sebuah Perjuangan Fisik dan Mental

Orang dengan lupus yang mendapatkan perawatan medis yang tepat, perawatan pencegahan, dan pendidikan dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup secara signifikan.

Penyebab dan gejalanya

Pakar tidak mengetahui penyebab SLE meskipun lupus dan penyakit autoimun lainnya bisa diturunkan dalam keluarga.

Meski demikian, wanita berusia 15-44 tahun dan kelompok etnis tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

Orang yang menderita SLE bisa memiliki gejala yang berbeda-beda, datang dan pergi serta berubah seiring waktu.

Baca juga: Mengapa Selena Gomez Jalani Cangkok Ginjal karena Penyakit Lupus?

Sesuai namanya sebagai penyakit seribu wajah, Lupus sering kali memiliki gejala yang sama dengan penyakit yang lain sehingga sulit didiagnosis.

Ilustrasi tanda-tanda penyakit lupus kulit.SHUTTERSTOCK/workingnurse.com Ilustrasi tanda-tanda penyakit lupus kulit.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau