KOMPAS.com - Orang yang selingkuh dari pasangannya mempunyai risiko tinggi terkena penyakit kelamin ketimbang pasangan yang menerapkan open relationship.
Hal itu sudah dibuktikan melalui sebuah studi pada tahun 2013 yang menemukan fakta terkait faktor risiko penyakit kelamin di dalam sebuah hubungan monogami atau pernikahan.
Berdasarkan hasil studi itu, mereka yang suka selingkuh cenderung melakukan hubungan seks yang tidak aman dan akibatnya risiko penyakit kelamin pun akan lebih tinggi.
Di dalam penelitian, para peneliti meninjau orang-orang yang terlibat dalam hubungan monogami yang kemudian selingkuh.
Sebagian besar dari mereka kecil kemungkinannya untuk menggunakan kondom dan tidak menyadari akan penularan penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan orang yang menerapkan open relationship.
Bahkan hasil studi menunjukkan mereka yang tidak setia juga memiliki risiko tinggi menularkannya kepada pasangan yang resmi.
Bagi yang belum familiar dengan open relationship, hubungan semacam ini biasanya melibatkan pasangan resmi yang mengizinkan pasangannya untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena berbagai alasan.
Mungkin di Indonesia open relationship masih sangat tabu dibahas karena sangat bertentangan dengan norma yang berlaku, termasuk -tentu saja, agama.
Tapi pada kenyataannya, orang-orang melakukan open relationship dilakukan atas persetujuan bersama sehingga mungkin tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Tetapi dalam hubungan yang sah, perselingkuhan juga tidak bisa dibenarkan. Risiko mereka tertular penyakit kelamin juga jauh lebih tinggi menurut studi.
Baca juga: 9 Alasan Perempuan Bertahan dengan Pasangan yang Terbukti Selingkuh
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.