KOMPAS.com - Media sosial kerap digemparkan dengan penyebaran video asusila. Banyak nama besar yang tersangkut dalam kasus ini, yang terbaru adalah anak musisi terkenal berinisial AD (24).
Video asusila AD disebarkan di media sosial oleh mantan kekasihnya, yang juga pemeran dalam video terebut. Motifnya adalah balas dendam, karena ia tidak terima diputuskan oleh AD.
Dalam video yang beredar, AD mendapat lebih banyak sorotan daripada pelaku. Hal yang sama juga kerap terjadi, di mana kebanyakan korban penyebaran video asusila adalah perempuan.
Padahal tidak jarang wajah pelaku terlihat dalam video asusila tersebut. Namun, yang banyak mendapat sorotan adalah korban yang merupakan seorang perempuan.
Baca juga: Jadi Korban Penyebaran Video Asusila, Segera Lakukan 5 Langkah Ini
Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat menyebutkan, kasus penyebaran video asusila lebih banyak dialami oleh perempuan.
"CATAHU 2024 mencatat data pengaduan ke Komnas Perempuan dan lembaga layanan kasuss untuk kekerasan seksual di tanah publik terkait KSBE sebagai kasus terbanyak yang mencapai 1135 korban," ujar Rainy.
Artinya, kebanyakan kasus kekerasan seksual berbasis elektronik banyak menimpa perempuan.
Baca juga: Video Asusila Tersebar di Medsos, Bisakah Korban Menghapusnya?
"Korban pornografi non konsensual umumnya menyasar perempuan, karena seksisme masih merupakan pandangan umum masyarakat terkait perempuan," ujar Rainy ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (14/8/24).
Seksisme adalah pandangan bahwa salah satu gender atau jenis kelamin lebih superior daripada jenis kelamin lainnya.
Dalam hal ini, laki-laki dianggap lebih superior daripada perempuan dan perempuan dipandang lebih rendah daripada laki-laki.
Hal tersebut menyebabkan perempuan kerap dianggap sebagai objek seksualitas.
Menurut Okamaisya Sugiyanto dalam Perempuan dan Revenge Porn: Konstruksi Sosial Terhadap Perempuan Indonesia dari Preskpektif Viktimologi (2020), ada juga pandangan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, mudah menyerah, dan lemah fisik yang dapat memicu perempuan sebagai korban penyebaran video asusila.
Baca juga: 5 Tips Mencegah Diri Jadi Korban Penyebaran Video Asusila
Pandangan seperti itulah yang membuat perempuan kerap menjadi korban penyebaran video asusila.
Korban yang mengalaminya juga kerap disalahkan atas penyebaran yang tidak disetujuinya itu. Mereka kerap ditekan, dihina, dan dipertanyakan moralnya sebagai perempuan.
"Seksualitas merupakan hot issue bagi publik atau warganet," ujar Rainy.
Hal tersebut menyebabkan video asusila yang diunggah ke media sosial mudah menyebar dan memberikan dampak lebih luas dan merugikan bagi korbannya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangLihat postingan ini di Instagram