Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MPASI Ternyata Pengaruhi Perkembangan Sensorik Anak, Kok Bisa?

Kompas.com, 25 September 2024, 19:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com – Perkembangan anak adalah satu dari dua hal penting pada diri anak, terutama ketika mereka menginjak masa golden age alias rentang usia 0-5 tahun.

Dalam dunia kedokteran anak, perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Parameter perkembangan adalah kemampuan anak yang mencakup motorik kasar dan halus.

Kemudian bahasa dan cara berbicara, kemandirian untuk melakukan sesuatu seperti memakai baju atau cuci tangan sendiri, serta berjalan.

Baca juga:

Dokter spesialis anak di Klinik Armedika dr. Wanda Gautami, Sp.A menuturkan, salah satu yang termasuk dalam parameter perkembangan anak, yang mungkin sering luput dari orangtua, adalah oral-sensory motor.

“Usia 6-12 bulan adalah proses perkembangan oral-sensory motor,” kata dia dalam sesi diskusi daring, Sabtu (21/9/2024).

Dikutip dari Children’s Wisconsin, Rabu (25/9/2024), sistem perawatan kesehatan independen di Wisconsin, Amerika Serikat (AS), oral-sensory motor mengacu pada aspek oral motorik dan oral sensorik dalam perkembangan anak.

Oral motorik adalah bagaimana otot-otot mulut berfungsi.

Misalnya, seberapa kuat otot-otot mulut tersebut, seberapa baik mereka mengoordinasikan rentang gerakan, dan seberapa jauh mereka bisa bergerak saat mengolah makanan di mulut.

Sedangkan oral sensorik adalah bagaimana jaringan mulut merasakan informasi sensorik, seperti rasa, suhu, dan tekstur makanan.

Berkaitan dengan MPASI

MPASI adalah makanan pendamping air susu ibu. Mulai usia enam bulan, bayi sudah bisa diberi makanan orang dewasa.

Hanya, teksturnya disesuaikan dengan panduan pemberian MPASI berdasarkan usia bayi.

Wanda mengungkapkan, perkembangan oral-sensory motor anak berkaitan dengan cara orangtua memberikan MPASI.

“Anak akan belajar di mulutnya, sensorik dan motorik, dengan cara orangtua menaikkan tekstur,” jelas dia.

Baca juga:

Pada usia 6-9 bulan, tekstur MPASI dalah puree atau lumat (mashed). Kemudian, pada usia 9-12 bulan, teksturnya adalah cincang halus (minced), cincang kasar (chopped), dan finger food.

Finger food adalah makanan yang bisa dipegang, digigit, dan dikunyah oleh anak pada usia tersebut.

“Kalau orangtua enggak menaikkan tekstur, istilahnya bubur terus sampai usia 12 bulan, anak enggak bakal belajar mengunyah. Pada akhirnya, akan timbul masalah pada kemudian hari,” papar Wanda.

Beberapa masalah yang bisa terjadi adalah anak masih mengemut dan melepeh makanan ketika seharusnya sudah mulai belajar makan seperti orang dewasa.

“Kalau misalnya ada anak yang sampai usia 2-3 tahun masih ngemut-ngemut, masih suka melepeh, dan makannya lama sampai satu jam, barangkali ada masalah ketika di proses perkembangan makan ini, di usia 6-12 bulan,” kata Wanda.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau