KOMPAS.com - Mak comblang adalah sebutan bagi seseorang yang suka menjodohkan orang lain. Istilah ini kerap digunakan dalam percakapan di kehidupan sehari-hari.
Namun, tahukah kamu bahwa mak comblang adalah profesi resmi?
Salah satu orang yang menjalani profesi sebagai mak comblang profesional adalah Rastrianez, S.PSI., M.M., CPC, CM.
Rastrianez, mak comblang bersertifikasi internasionalRastrianez mengantongi titel certified matchmaker atau mak comblang bersertifikat internasional. Ia mempelajari segala hal tentang perjodohan di Matchmaking Institute New York, Ameria Serikat.
Baca juga:
Menurutnya, menjodohkan orang terasa kurang afdol jika sekadar saling mengenalkan, sehingga ia belajar menjodohkan orang secara profesional hingga ke Negeri Paman Sam.
"Menjodohkan orang kan tanggung jawab seumur hidup, jadi aku belajar di sana (New York) biar ilmunya bisa dipakai di Indonesia," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Sabtu (5/10/2024).
Perempuan yang berlatar berlatar belakang human resources atau sumber daya manusia dan psikologi ini melakukannya untuk membantu mencarikan jodoh orang lain.
Misalnya, orang-orang yang tidak punya cukup waktu tetapi ingin dibantu menyeleksi pasangan potensial.
Tak sekadar mencarikan jodoh, Rastrianez mengatakan dalam prosesnya ia juga membantu para klien mengenali dirinya sendiri.
Sebab, ia menemukan ternyata masih banyak orang yang merasa bingung dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri dalam suatu hubungan.
"Jadi sekarang aku lagi bikin banyak konten tentang relationship dan punya campaign namanya find yourself, find your soulmate (menemukan diri sendiri, menemukan belahan jiwa)" ungkap Rastrianez.
Baca juga: 5 Pola Pikir Toxic yang Bikin Kamu Sulit Dapat Pacar, Segera Ubah
Sebagai mak comblang bersertifikasi, ia membantu kliennya yang masih merasa bingung tentang jati dirinya dan pasangan yang diinginkannya.
Tidak hanya melakukan proses matchmaking secara individu, Rastrianez juga sedang mengembangkan suatu komunitas pencarian jodoh yang disebut sebagai Ranum Matchmaking Program.
"Dalam komunitas itu bukan hanya kita menjodohkan satu sama lain tapi kita juga belajar bareng, kenalan, networking. Nanti kalau cocok mau lanjut pacaran atau apa terserah masng-masing," jelasnya.
Baca juga: Berapa Lama Waktu PDKT Ideal Sebelum Pacaran?
Rastrianez juga menjelaskan bahwa dalam proses matchmaking ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, antara lain: