Penulis
KOMPAS.com - Industri kecantikan Indonesia tengah memasuki fase transformasi besar. Dengan nilai pasar mencapai US$9,17 miliar pada 2024 dan proyeksi pertumbuhan stabil sebesar 4,39 pertahun per tahun, sektor ini bukan lagi sekadar tren gaya hidup, melainkan pilar ekonomi kreatif yang menjanjikan.
Faktor pendorongnya jelas; konsumen muda, terutama Gen Z, yang semakin sadar akan kualitas produk dan menuntut pengalaman personal dari brand.
“Pertumbuhan kini bukan lagi sekadar menjangkau lebih banyak orang, tetapi tentang memberi nilai lebih besar bagi setiap individu,” jelas Prita Anindya Laksmita, Indonesia Beauty Lead di Worldpanel by Numerator.
Di tengah momentum ini, ajang tahunan Cosmobeauté Indonesia kembali hadir, memasuki edisi ke-18 pada 2025. Pameran B2B ini akan digelar pada 9-11 Oktober 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan.
Baca juga: BPOM Dorong Pertumbuhan Ekonomi Industri Kecantikan RI
Portfolio Director Cosmobeauté Indonesia, Juanita Soerakoesoemah mengatakan, lebih dari sekadar pameran dagang, Cosmobeauté menjadi platform strategis yang mempertemukan inovasi produk, praktik bisnis berkelanjutan, hingga peluang ekspor.
“Kami hadir sebagai katalis inovasi dan kolaborasi agar brand lokal siap bersaing, tidak hanya di pasar domestik tapi juga internasional,” ujar Juanita dalam konferensi pers (16/9/2025).
Dengan mengusung tema Inclusive Beauty, Sustainable Future, Cosmobeauté 2025 menghadirkan inisiatif seperti Sustainability Awards, Wellness & Sustain Hub, hingga Cosmo Inclusive Class.
Program-program ini menegaskan bahwa pertumbuhan industri harus sejalan dengan nilai keberlanjutan dan inklusivitas, dua hal yang kini jadi perhatian utama konsumen global. Industri maklon kecantikan lokal pun ikut mendapat spotlight.
Baca juga: Pendapatan Industri Kecantikan Indonesia Tembus 9,17 Miliar Dollar AS pada 2024
ilustrasi skincare.
Menurut Yoga I Kajsmir, Vice President Director Immortal Group, kunci untuk tembus pasar dunia ada pada inovasi berbasis bahan alami, kepatuhan regulasi, dan branding yang kompetitif.
"Dengan dukungan teknologi, kolaborasi ekosistem, dan strategi ekspor yang terarah, maklon lokal berpotensi bertransformasi dari pemain domestik menjadi mitra strategis berskala internasional," katanya.
Tahun ini, lebih dari 500 perusahaan dari 16 negara dengan 1.300 brand siap meramaikan pameran, mencakup sektor kosmetik, perawatan rambut, kuku, spa, wellness, hingga supply chain.
Baca juga: Waspada, 4 Produk Kecantikan yang Sering Mengandung Merkuri
Segmen baru pun hadir, termasuk beauty tech, dental care, dan mother & baby, mencerminkan bagaimana industri kecantikan semakin terintegrasi dengan kebutuhan gaya hidup modern.
“Industri kecantikan Indonesia kini berada di puncak kebangkitan dinamis. Cosmobeauté berperan sebagai pintu gerbang brand lokal menuju pasar global sekaligus ruang kolaborasi lintas sektor,” ujar Halim Nababan, Ketua Dewan Pembina AKKMI.
Ia menambahkan, produk kecantikan Indonesia juga harus memenuhi standar halal dan menyediakan kemasan isi ulang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang