Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, 4 Produk Kecantikan yang Sering Mengandung Merkuri

Kompas.com, 29 Januari 2025, 10:30 WIB
Tari Oktaviani,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak hanya krim siang dan malam, sejumlah produk kecantikan lain juga sering mengandung merkuri.

Mengetahui jenisnya bisa membantu kita menghindari produk-produk yang dapat merusak kulit.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE menyebutkan, merkuri bisa ditemukan di sejumlah produk dalam beragam bentuk.

"Merkuri anorganik dapat menjadi berbagai bentuk seperti krim, serum, masker, toner, losion, emulsi, gel, cairan, bubuk, deodoran, minyak, sabun, dan stick," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (26/1/2025).

Baca juga: BPOM Rilis Daftar 54 Produk Skincare Berbahaya, Wajib Cek Izin Edar Sebelum Menggunakan

Berikut sejumlah produk kecantikan yang kemungkinan bisa mengandung merkuri. 

Produk kecantikan yang sering mengandung merkuri

1. Produk pencerah kulit

Keinginan banyak orang memiliki kulit putih dan cerah mendorong kemunculan berbagai produk pemutih kulit, termasuk yang mengandung merkuri.

Ada banyak produk pencerah kulit yang dijual bebas baik di pasaran maupun di toko online.

Beberapa di antaranya yakni toner, serum, krim siang dan malam, dan sebagainya.

"Salah satu bahan yang sering ditemukan dalam produk-produk ini adalah merkuri, meskipun diketahui bersifat toksik dan berbahaya," ujar Arini.

Baca juga: Telanjur Pakai Skincare Mengandung Merkuri, Apa yang Harus Dilakukan?

2. Body lotion

Body lotion juga menjadi salah satu produk kecantikan yang sering ditemukan kandungan merkuri di dalamnya. 

Hal ini karena sifat produk yang tak hanya sebagai pelembap kulit, tetapi juga mencerahkan dalam waktu singkat. 

"Merkuri sering digunakan secara ilegal dalam produk pencerah kulit karena dapat menghambat produksi melanin, sehingga kulit tampak lebih putih dalam waktu singkat," katanya.

3. Produk anti-aging

Produk anti-aging juga berpotensi mengandung merkuri, terutama jika tidak terdaftar secara resmi atau diproduksi secara ilegal.

Seperti pada produk pencerah kulit, merkuri kadang digunakan secara ilegal dalam produk anti-aging karena dapat memberikan hasil yang cepat, seperti mengurangi tampilan garis halus, kerutan.

Namun, penggunaan produk anti-aging bermerkuri bisa menunjukkan dampak buruk jika digunakan dalam jangka panjang.

"Penggunaan merkuri yang berkepanjangan dapat menyebabkan okronosis, suatu kondisi yang ditandai dengan pigmentasi biru-hitam dan penebalan kulit akibat deposit asam homogentisat di dermis," katanya.

Baca juga: Apakah Flek Hitam di Wajah akibat Merkuri Bisa Hilang?

4. Krim anti jerawat

Pada beberapa kasus, krim anti jerawat juga berpotensi mengandung bahan berbahaya, salah satunya merkuri. 

Efek penggunaan krim jerawat bermerkuri termasuk membuat lapisan kulit menipis seiring waktu dan iritasi.

"Krim anti jerawat dengan kandungan merkuri bisa menipiskan kulit, membuatnya lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi, kemerahan, dan paparan lingkungan," ujarnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau