KOMPAS.com - Di Osaka World Expo 2025, Paviliun Indonesia tak hanya memamerkan teknologi dan inovasi, tetapi juga menampilkan satu hal, yakni budaya dan karya tangan anak bangsa. Salah satu jenama unggulan dari Paviliun Indonesia adalah Galeri Ulos Sianipar.
Kain tradisional asal Sumatra Utara itu tak hanya jadi simbol keindahan budaya, tapi juga bukti bahwa warisan lokal bisa tampil elegan di kancah internasional.
Kehadiran Galeri Ulos Sianipar mewakili subsektor kriya dan fesyen di toko cinderemata Paviliun Indonesia dan menjadi salah satu bagian dari lima jenama kurasi unggulan yang dibawa oleh Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Market & Museum dan DH Foundation.
Selain itu, ada empat jenama kurasi lainnya, yakni Gelap Ruang Jiwa, Desa Timun, Seni Kanji, serta KAR Jewellery.
Baca juga: Peruri dan Kementerian Ekraf Kerja Sama Akselerasi Digitalisasi dan Perlindungan HaKI
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya menyebut, kehadiran brand-brand ini menunjukkan wajah baru ekonomi kreatif Indonesia yang berakar pada budaya namun relevan dengan masa depan.
“Bangsa ini menunjukkan jati dirinya melalui kebudayaan, kreativitas, dan inovasi. Lebih dari 3,5 juta pengunjung datang ke Paviliun Indonesia, ini menjadi bukti bahwa karya anak bangsa mendapat apresiasi luas di kancah internasional,” kata Teuku di Yumeshima Island, Osaka, Jepang, Minggu (13/10/2025).
Osaka Expo 2025, Paviliun Indonesia, di Yumeshima Island, Osaka, Jepang, Minggu (13/10/2025). “Luar biasa melihat bagaimana para pelaku ekonomi kreatif menampilkan karya yang mencerminkan semangat bangsa mulai dari musik, kriya, fesyen, hingga teknologi baru. Semua mendapat sambutan hangat dari masyarakat Jepang dan pengunjung mancanegara,” tutur Teuku.
Baca juga: Kementerian Ekraf Minta Tambahan Anggaran Jadi Rp 1,06 T untuk Berdayakan Desa hingga Gelar Festival
Adapun kehadiran Galeri Ulos Sianipar bukan sekadar memamerkan hasil tenun, tapi juga menunjukkan bahwa wastra tradisional bisa berjalan berdampingan dengan tren global.
Dalam ajang sebesar Osaka World Expo 2025, yang diikuti oleh 150 negara dan 25 organisasi internasional, Paviliun Indonesia tampil percaya diri.
Pesan budaya bisa tersampaikan tanpa kata-kata, itulah yang ditunjukkan dari lima jenama yang ada.
Lebih lanjut, Menteri Ekraf menegaskan, ekonomi kreatif bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal identitas dan diplomasi.
“Kita patut berbangga, karena melalui Paviliun ini, Indonesia bukan hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai inspirasi,” katanya.
Baca juga: Kementerian Ekraf Dukung ICI) 2025 Ciptakan Kolaborasi Berkelanjutan
Selain itu, melalui program Rolling Exhibition, Kemenparekraf juga membuka peluang bagi lebih banyak jenama fesyen lokal untuk ikut tampil bergiliran.
Pada periode Juni hingga Agustus, tercatat lebih dari 25 jenama berpartisipasi, dan disusul 10 jenama tambahan pada periode September hingga Oktober 2025.
Inisiatif ini membantu memperluas jangkauan produk lokal ke pasar global sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas dunia.
Osaka Expo 2025, Paviliun Indonesia, di Yumeshima Island, Osaka, Jepang, Minggu (13/10/2025). Melihat respons pengunjung yang antusias, tak berlebihan jika kehadiran brand seperti Galeri Ulos Sianipar menjadi wajah baru Indonesia di panggung dunia.
Kain ulos kini tak hanya dikenakan di upacara adat, tapi bisa melangkah di runway internasional.
Kehadirannya juga menjadi representasi bahwa fesyen tradisional Indonesia punya tempat sejajar dengan karya kriya dan desain kontemporer lain.
Baca juga: Nicholas Saputra Ungkap Tantangan Hidup Terbesar yang Dialaminya
Paviliun Indonesia di Osaka World Expo 2025 membuktikan bahwa fesyen budaya bisa menjadi kekuatan global, selama dijalankan dengan hati dan inovasi. Pastinya lewat tangan-tangan kreatif para pelaku industri lokal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang