KOMPAS.com – Pernah secara tidak sadar membandingkan kehidupan pernikahan dengan masa pacaran? Saat pacaran, segalanya terasa ringan dan hangat, sedangkan setelah menikah muncul tanggung jawab dan rutinitas yang berbeda.
Menurut Psikolog Klinis Maria Fionna Callista, perbandingan tersebut sering membuat pasangan sulit menikmati fase baru dalam hubungan.
Baca juga:
Padahal cinta setelah menikah bisa tetap hangat dan bermakna, asal keduanya mau beradaptasi dan terus membangun hubungan yang sehat.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun pernikahan sehat agar harmonis, tanpa terjebak pada nostalgia masa pacaran.
Psikolog Maria Fionna Callista menjelaskan cara agar pernikahan tetap harmonis tanpa terus membandingkan dengan masa pacaran.Fionna menekankan, komunikasi adalah fondasi utama hubungan yang sehat, terutama setelah menikah.
Komunikasi terbuka bukan hanya membicarakan perasaan, tapi juga hal-hal yang lebih mendalam dalam kehidupan bersama.
“Komunikasi yang terbuka dan empatik, bukan hanya soal perasaan saja, tapi pembahasannya jauh lebih dalam,” kata Fionna saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/11/2025).
Ia menilai, pasangan perlu berdiskusi mengenai harapan masing-masing, pembagian peran setelah menikah, dan batasan pribadi yang perlu dihormati.
“Misalnya apa harapan tiap individu di pasangan, pembagian perannya ketika menikah akan seperti apa, dan bagaimana batasan pribadinya,” lanjutnya.
Dengan komunikasi yang jujur dan terbuka, pasangan dapat mencegah kesalahpahaman dan menjaga hubungan tetap saling menghargai.
Baca juga:
Psikolog Maria Fionna Callista menjelaskan cara agar pernikahan tetap harmonis tanpa terus membandingkan dengan masa pacaran.Masa pacaran sering kali penuh tawa dan keintiman emosional yang kuat. Fionna menyarankan agar pasangan tidak melupakan hal-hal baik dari masa itu, lalu membawanya ke dalam kehidupan pernikahan.
“Ada beberapa hal baik yang bisa dibawa dari pacaran ke pernikahan. Misalnya keterbukaan satu sama lain, koleksi emosi, dan lainnya,” ujarnya.
Meski menikah membawa tanggung jawab yang lebih berat, bukan berarti hubungan harus kehilangan sisi menyenangkannya.
“Memang menikah itu tanggung jawabnya berat, tapi boleh kita melihatnya dari sudut pandang berbeda. Misalnya merawat humor satu sama lain agar hubungannya tetap hangat,” kata Fionna.
Dengan menjaga humor dan kebersamaan, pasangan bisa tetap merasa dekat secara emosional dan tidak mudah membandingkan pernikahan dengan masa lalu.