Cinta tidak selalu hadir dalam bentuk yang sama. Fionna menyebutkan, perubahan bentuk cinta merupakan bagian alami dari perjalanan hubungan yang semakin matang.
“Bentuk cinta sangat bisa berubah-ubah, misalnya waktu pacaran cintanya lebih intens, berbunga-bunga, tapi ketika menikah bentuk cintanya jauh lebih stabil, tenang, dan suportif,” ujarnya.
Fionna menambahkan, perubahan dalam hubungan justru menandakan kedewasaan hubungan.
Dengan memahami perubahan ini, pasangan akan lebih mudah menerima dinamika hubungan tanpa merasa kehilangan kehangatan cinta yang dulu pernah ada.
“Walaupun tidak seintens atau menggebu-gebu seperti saat pacaran, tapi itulah perubahan bentuk cinta ketika seseorang sudah dalam hubungan yang lebih dalam,” jelasnya.
Baca juga:
Psikolog Maria Fionna Callista menjelaskan cara agar pernikahan tetap harmonis tanpa terus membandingkan dengan masa pacaran.Lebih lanjut, Fionna menjelaskan, perjalanan mengenal pasangan tidak berhenti setelah menikah. Pernikahan justu menjadi ruang untuk terus belajar memahami satu sama lain lebih dalam.
“Mengenali diri sendiri saja butuh waktu yang panjang, apalagi untuk mengenal pasangan. Maka, jangan takut untuk terus belajar mengenal dan memahami satu sama lain,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga semangat untuk memperbarui cara mencintai, sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bersama.
“Ketika sudah menikah, yang mana bentuk cintanya berbeda, komitmennya berbeda, pikirkan caranya bagaimana membesarkan lagi cinta satu sama lain dalam bentuk yang lebih variatif,” pungkas Fionna.
Belajar memahami pasangan tidak hanya membantu memperkuat ikatan emosional, tetapi juga membuat hubungan lebih adaptif terhadap berbagai perubahan hidup.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang