Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mengangkat Martabat Guru PAUD: Penjaga Masa Emas yang Masih Terlupakan

Kompas.com, 15 November 2025, 13:40 WIB
Dwinh,
Tsabita Naja,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

“Kreativitas guru PAUD luar biasa. Tapi, semangat saja tidak cukup. Mereka perlu perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan yang layak agar dapat bekerja dengan tenang,” kata Betti.

Tak sedikit guru PAUD nonformal yang berjalan jauh setiap pagi, mengajar di lantai rumah warga, atau menggunakan halaman belakang sebagai ruang kelas. Ketika ditanya mengapa tetap bertahan, jawabannya selalu bernada serupa, “Kalau bukan saya, siapa lagi?”.

Di banyak negara, pendidikan anak usia dini menjadi sektor yang paling dilindungi. Standar kompetensinya jelas, pelatihan berkelanjutan tersedia, dan pendidiknya memperoleh jaminan profesi. Indonesia masih tertinggal di titik ini, sementara tuntutan kualitas terus meningkat.

Baca juga: PAUD Bermutu, Investasi untuk Menghentikan Rantai Kemiskinan

Mengapa status profesi itu penting?

Sebagian masyarakat mungkin bertanya, apakah formal dan nonformal harus diperlakukan sama? Betti menjelaskan bahwa pengakuan profesi bukan soal label, melainkan soal ekosistem perlindungan dan akses yang menentukan mutu layanan PAUD.

Dengan pengakuan profesi yang setara, pendidik PAUD nonformal mendapat hak yang selama ini sulit dijangkau, seperti perlindungan hukum, standar keselamatan kerja, akses pelatihan, serta peluang peningkatan kompetensi.

Lebih penting lagi, kesetaraan profesi akan memberikan panggung kehormatan bagi mereka sekaligus menjadi simbol bahwa pekerjaan mereka diakui negara sebagai fondasi pembangunan bangsa.

“Pengakuan profesi adalah penghormatan terhadap martabat guru PAUD. Mereka harus merasa bangga, dihargai, dan diberi ruang untuk terus berkembang,” tegas Betti.

Baca juga: Pemprov Jakarta Didesak Bikin Regulasi Honor Guru PAUD Swasta

Jalan panjang yang membutuhkan kolaborasi

Langkah menuju perubahan tidak dapat digerakkan satu pihak saja. Pemerintah memegang peran penting dalam penguatan kebijakan dan penyediaan insentif.

Organisasi profesi seperti HIMPAUDI terus memperjuangkan masuknya pengakuan pendidik nonformal dalam revisi regulasi pendidikan nasional.

Sementara itu, masyarakat, terutama orangtua, memiliki kekuatan yang tidak kalah penting dengan memberikan pengakuan sehari-hari. Sikap menghargai kinerja pendidik anak-anak mereka adalah salah satu bentuk dukungan sosial yang dampaknya langsung terasa.

“Kita tidak bisa membiarkan guru PAUD nonformal berjalan sendiri. Dukungan sistemik dan apresiasi masyarakat adalah bahan bakar semangat mereka,” ungkap Betti.

Baca juga: Riset AASH: Ada Hubungan Kualitas Guru PAUD dan Perkembangan Anak

Pada akhirnya, PAUD adalah investasi jangka panjang. Hasilnya tidak terlihat dalam hitungan bulan, tetapi puluhan tahun kemudian saat anak-anak tumbuh menjadi pemimpin, profesional, atau warga negara berkarakter kuat. Peran guru PAUD-lah yang sebenarnya membentuk mereka lebih dulu.

“Guru PAUD adalah akar peradaban. Menghargai mereka berarti memperkuat fondasi bangsa,” tutur Betti.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau