Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara yang Bisa Dilakukan Pria untuk Tampil Glow Up dari Dalam Diri Menurut dr. Tirta

Kompas.com, 17 November 2025, 10:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tampil glow up untuk pria tidak selalu merujuk pada penampilan dari luar, baik dari betuk fisik yang atletis, rambut rapi, maupun pakaian necis.

Menurut dr. Tirta, glow up dari dalam juga bisa dilakukan apabila laki-laki ingin menampilkan sosok yang “berisi”, agar pasangannya semakin terkesan dengan mereka.

Glow up secara dari dalam itu bisa dari spiritual, mental, emosional, dan otak,” kata dia dalam peluncuran Bonvie For Men di Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025).

Baca juga: Ingin Glow Up dalam 30 Hari? Simak 12 Tips Berikut 

Cara pria tampil glow up dari dalam diri

1. Isi otak dengan berbagai pengetahuan

Mengisi otak dengan berbagai pengetahuan sangatlah penting. Jangan hanya mengandalkan pengetahuan yang diperoleh sepanjang jenjang pendidikan saja.

“Kamu belajar dari ilmu-ilmu yang tidak dipelajari. Kamu bisa belajar dari artikel, buku. Itu ngebuat kamu kalau ngobrol enggak kehabisan topik, jadinya serba tahu,” terang dr. Tirta.

Kebanyakan perempuan akan ilfee alias “ilang feeling” ketika mengobrol dengan laki-laki yang tidak bisa mencari topik obrolan, dan terkesan “kosong” saat membicarakan topik-topik tertentu.

“Supaya enggak begitu kalau diajak ngobrol, banyak baca. Tapi jangan sok tahu juga,” tutur dr. Tirta.

2. Jangan sok tahu

Selanjutnya adalah jangan sok tahu. Memperoleh banyak ilmu dari banyak sumber memang disarankan karena dapat membantu memperkaya topik obrolan.

Namun, bukan berarti kamu menjadi sok tahu dalam banyak hal, terutama yang menyangkut hal-hal di ranah profesional, misalnya kedokteran.

“Ada bedanya antara Dunning-Kruger Syndrome, sok tahu, dan kosong. Kamu ada di antaranya,” kata dr. Tirta.

Disadur dari Psychology Today, efek Dunning-Kruger adalah bias kognitif ketika seseorang, secara keliru, melebih-lebihkan pengetahuan atau kemampuan mereka di bidang tertentu.

Menurut konsep yang diungkapkan oleh para psikolog dari Cornell University dalam sebuah studi tahun 1999, David Dunning dan Justin Kruger, efek ini cenderung terjadi karena kurangnya kesadaran diri, yang menghalangi mereka menilai kemampuan sendiri secara akurat.

Baca juga: 10 Tips Glow Up Lewat Rutinitas Harian, Tidur Harus Cukup

dr. Tirta dalam peluncuran Bonvie For Men di Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025).Kompas.com / Nabilla Ramadhian dr. Tirta dalam peluncuran Bonvie For Men di Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025).

3. Kelola amarah dengan bijak

Salah satu tanda seseorang pria memiliki kecerdasan emosional adalah ketika mereka bisa mengelola amarah dengan bijak.

“Kemarahan harus dilampiaskan, bukan dengan mukulin teman atau barang. Mukulin samsak boleh, spiritual dengan cuci muka boleh,” ujar dr. Tirta.

Amarah sebaiknya dilatih dan dikelola dengan baik, bukannya dipendam. Amarah yang dipendam bisa meledak. Ketika meledak, yang dirugikan adalah orang-orang terdekat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau