“Olahraga itu bukan soal memaksakan diri. Kadang yang dibutuhkan tubuh adalah istirahat,” ujarnya.
Iwan menegaskan bahwa tubuh selalu memberi sinyal sebelum kolaps. Pelari wajib berhenti jika mengalami:
“Kalau muncul gejala itu, stop segera. Lebih baik kehilangan satu race daripada kehilangan nyawa,” katanya.
Baca juga: Maraton di Gurun Sahara Pakai Sandal, Diego Yanuar: Bikin Aku “In the Moment”
Iwan juga menyoroti pentingnya skrining kesehatan, terutama untuk pelari yang mengikuti event jarak menengah hingga jauh.
Minimal, pelari sebaiknya melakukan:
“Jumlah event makin banyak, tapi kesadaran medical check-up masih rendah. Padahal pemeriksaan sederhana bisa menyelamatkan hidup,” tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang