Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 9 Ciri Ayah Toxic yang Bisa Sebabkan Luka Batin sejak Kecil

Kompas.com, 9 Desember 2025, 09:03 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Sumber PureWow

5. Sering memposisikan diri sebagai korban

Menurut Firstein, manipulasi dan rasa bersalah sering muncul dalam hubungan toxic, termasuk hubungan anak dan ayah. 

Apabila ayah kamu selalu memutarbalikkan keadaan agar terlihat sebagai korban, misalnya, merajuk berhari-hari karena kamu memilih liburan dengan teman, ini adalah cara toxic untuk mengontrolmu melalui rasa bersalah. 

Sikap seperti ini membuatmu selalu merasa salah meskipun yang kamu lakukan wajar.

6. Berkompetisi dengan anak

Alih-alih bangga ketika kamu mendapatkan pencapaian, ayah yang toxic justru merasa tersaingi. 

Setiap cerita tentang keberhasilanmu berubah menjadi cerita tentang pencapaian dirinya. 

Perilaku ini bukan sekadar kurangnya apresiasi, tetapi pola toxic yang membuatmu merasa kemenanganmu tidak pernah cukup baik untuknya.

7. Membuat segalanya tentang dirinya

Jika setiap percakapan selalu berakhir dengan dirinya sebagai pusat pembahasan, meskipun kamu sedang butuh didengar, ini tanda hubungan sudah toxic. 

Ketika ayah tidak pernah bertanya tentang keadaanmu atau tidak peduli dengan apa yang terjadi dalam hidupmu, hubungan menjadi berat sebelah dan tidak sehat.

8. Selalu memberi syarat dalam setiap bantuan

Ayah yang toxic cenderung memberikan bantuan dengan harga tertentu. Setelah membantu, ia akan mengungkit-ungkitnya atau menuntut imbalan yang tidak wajar. 

Baca juga: Ciri-ciri Keluarga Toxic yang Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental

Hubungan yang sehat seharusnya tidak membuat anak merasa berhutang secara emosional setiap kali meminta bantuan.

9. Mustahil untuk dipenuhi keinginannya

Jika kamu merasa sudah berusaha keras menjadi anak yang baik, tetapi ayah tetap tidak pernah puas, ini termasuk pola toxic. Kamu selalu dianggap kurang, gagal, atau belum cukup baik. 

“Dalam banyak kasus, masalah ini bukan berada pada dirimu, tetapi pada standar tidak realistis yang ia tetapkan,” ucap Firstein.

Jika kamu selalu merasa gagal di mata ayah, bisa jadi kamu berhadapan dengan sosok yang toxic.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau