Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Terapi Gizi di Rumah Sakit Belum Efektif

Kompas.com - 16/05/2011, 06:56 WIB

Jakarta, Kompas - Prevalensi gizi kurang di rumah sakit masih 30-70 persen. Untuk itu, perlu intervensi penanganan medis bersama dalam bentuk tim terapi gizi agar tingkat kematian, komplikasi, waktu perawatan, dan biaya perawatan pasien berkurang. Belum banyak rumah sakit yang membentuk tim itu.

Hal itu dikemukakan Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Irmansyah di sela-sela semiloka ”Peran Strategis Dokter Gizi Klinik Menghadapi Tantangan Beban Ganda Masalah Gizi di Rumah Sakit”, Sabtu (14/5) di Jakarta.

”Status gizi pasien tidak naik meski sudah di rumah sakit. Ini bisa diatasi jika ada tim itu. Sayang, banyak rumah sakit belum sadar pentingnya masalah gizi,” kata Irmansyah.

Untuk mendorong kesadaran rumah sakit membentuk tim terapi gizi, tahun 2009 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan tentang Pembentukan Tim Terapi Gizi (TTG) di Rumah Sakit. Tim itu terdiri dari dokter spesialis gizi klinik, dokter penanggung jawab pasien, dokter spesialis lain, perawat, ahli gizi, dan ahli farmasi yang dikoordinasikan dokter spesialis gizi klinik. Tim bertanggung jawab melakukan intervensi untuk menaikkan status gizi pasien.

Anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia, Abdul Razak Thaha, menyatakan, peran TTG penting tetapi belum disadari oleh rumah sakit. Karena itu, perlu ada sosialisasi pada rumah sakit. ”Perlu regulasi yang kuat agar rumah sakit punya kekuatan untuk memaksa para dokter bekerja sama dalam TTG,” kata Abdul Razak.

Selain itu, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta Viktor Tambunan, TTG belum efektif karena minimnya SDM dokter spesialis gizi klinik. Sampai saat ini baru ada 180 dokter spesialis gizi, 80 persen ada di Jakarta.

Hanya ada tiga institusi yang membuka pendidikan spesialis gizi klinik, yakni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, FK Universitas Diponegoro, dan FK Universitas Hasanuddin.

Untuk memenuhi kebutuhan SDM dokter spesialis gizi, rencananya PDGKI dan Kementerian Kesehatan akan memulai program pelatihan khusus tentang gizi klinik bagi dokter umum. ”Mereka nanti yang akan mengisi rumah sakit di daerah,” kata Viktor. (LUK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com