Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Merawat Wajah yang Menggerogoti Kejantanan

Kompas.com, 4 Desember 2017, 22:43 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber DMarge

KOMPAS.com - Di zaman modern ini, perawatan tubuh telah menjadi hal yang diperlukan oleh pria. Kaum pria tidak lagi merasa malu berdandan demi penampilan yang sempurna.

Potongan rambut yang rapi dan kulit yang bersih telah menjadi kebutuhan pria modern. Dan ini adalah kemajuan.

Tapi, kemajuan beda dengan kelewatan. Tampil keren tidak seharusnya membuat Anda menjadi maniak dan kecanduan merawat tubuh.

Inilah tanda-tanda bahwa Anda telah "berlebihan" melakukan perawatan tubuh, karena justru membuat Anda kehilangan sisi maskulinitas.

1. Mengalahkan hal-hal lain dalam hidup

Merawat tubuh memang suplemen penting untuk gaya hidup masa kini. Tapi, bukan berarti  menjadi hal utama. Jangan sampai Anda melupakan orang-orang di sekitar hanya demi merawat tubuh.

Kegiatan seperti menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita sayangi, berolahraga, atau bekerja dengan gembira, jangan sampai tersisihkan hanya untuk mendapatkan kulit semulus porselen.

Berusaha untuk menyingkirkan kulit berminyak atau jerawat bukanlah masalah. Namun bila Anda sampai terlambat kerja gara-gara kehabisan pelembab atau karena hair dryer rusak, bisa jadi itu pertanda "kecanduan".

2. Berdandan lebih lama dari pasangan

Merawat diri memang tidak sederhana. Tapi, menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukannya dibanding pasangan adalah pertanda bahwa Anda sedang terjebak dalam rutinitas itu.

Yang diperlukan pria hanyalah pembersih wajah, toner, pelembab, dan membersihkan sel kulit mati sekali atau dua kali dalam seminggu. Itu sudah cukup untuk membuat wajah Anda bersih.

Jadi, jika Anda menggunakan waktu dan uang hanya untuk produk-produk perawatan tubuh, seperti krim, masker, atau scrub, Anda mungkin tersesat pada obsesi untuk tampil sempurna.

Ilustrasi pria merawat wajahLuckyBusiness Ilustrasi pria merawat wajah

3. Terpaku pada cermin

Pada saat-saat tertentu, kita mungkin membutuhkan cermin untuk memperbaiki rambut yang berantakan, atau sekedar bercermin untuk memastikan penampilan sudah rapi. Anda tentu tidak ingin tampak berantakan saat kencan pertama atau wawancara kerja.

Tapi jika Anda terus menerus bercermin dan memeriksa penampilan setiap tiga puluh menit, Anda mungkin memerlukan terapi agar kembali menjadi pria.

4. Melakukan operasi plastik

Operasi plastik di kalangan pria bukanlah hal yang aneh lagi. Namun semiga Anda tidak tertarik melakukannya, karena ini adalah indikasi ekstrem bahwa seseorang kehilangan maskulinitasnya.

Mungkin Anda merasa tidak puas dengan apa yang telah dianugerahkan Tuhan. Namun menyerahkan hal ini pada dokter bedah bukanlah jalan keluar.

Walau begitu ini semua adalah pilihan. Anda bisa memilih menua dengan keren seperti George Clooney, atau memilih jalan pisau bedah dan terlihat sepeti Steven Tyler.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau