Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Januari 2018, 06:09 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber nypost.com

KOMPAS.com — Gaya tak biasa ditunjukkan pemimpin Korea Utara saat memberikan pidato tahun baru 2018 ini.

Menanggalkan setelan jas berwarna gelap yang menjadi ciri khasnya, penampilan terbaru Kim Jong Un ini diprediksi untuk menunjukkan citra yang lebih lembut dan santai terkait penawaran mengejutkannya untuk berdiplomasi dengan Korea Selatan.

Dengan menggunakan setelan jas berwana abu-abu terang, lengkap dengan kacamata bingkai hitam model sisik penyu dan tatanan rambut klimisnya, Kim Jong Un memberikan pidato dengan lancar tentang kemungkinan Korea Utara mengirim delegasi untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin yang akan datang di Korea Selatan.

Analisis dari Korea Institute for National Unification mengatakan bahwa rakyat Korea Utara sangat bersuka cita dengan citra yang digambarkan oleh pemimpinnya saat pidato tahun baru ini.

Korea Institute juga berpendapat bahwa perubahan pakaian Kim Jong Un yang selalu berwarna gelap dengan gaya Maois menjadi setelan jas bergaya barat dengan tone abu-abu yang lembut sepertinya bertujuan untuk mendukung perdamaian.

Perihal perdamaian dengan Korea Selatan tersebut juga ditekankan oleh Kim Jong Un dalam pidatonya.

Ini menambahkan bahwa gaya Kim "mencerminkan pikiran yang santai" yang mungkin dihasilkan dari pengumuman sebelumnya bahwa Korea Utara telah mencapai ambisi nuklirnya.

Setelah setahun didominasi oleh pidato yang berapi-api dan meningkatnya ketegangan mengenai program senjata nuklir Pyongyang, Kim menyatakan pada pidato tahun barunya bahwa negaranya adalah "kekuatan nuklir yang mencintai damai dan bertanggung jawab" dan menyerukan untuk menurunkan ketegangan militer serta memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan.

Kim juga mengatakan bahwa dia terbuka untuk berdialog dengan Seoul. Inilah yang mendorong Korea Selatan pada Selasa (2/1/2018) mengusulkan perundingan tingkat tinggi antara kedua negara pada 9 Januari untuk melakukan gencatan senjata di Panmunjom, yaitu desa yang terletak di perbatasan kedua negara tersebut.

Analis tersebut juga mengatakan bahwa pidato tahun baru pemimpin Korea Utara menunjukkan kepercayaan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kebiasaan bergerak ke kanan dan kiri yang biasa dilakukan pemimpin Korea Utara tersebut saat pidato kali ini tidak terlihat.

Dalam pidato Tahun Baru yang pertama sebagai pemimpin Korea Utara pada tahun 2013, Kim sering terdengar sesak napas, suaranya bergoyang-goyang dari waktu ke waktu.

Kim memberikan pidato perdananya pada tanggal 15 April 2012, pada sebuah parade yang menandai seratus tahun kelahiran kakeknya. Tahun ini, kebiasaan yang menunjukkan ketidaknyamanan saat pidato tersebut telah hilang.

Para analis berpendapat bahwa suara, rambut yang dicukur miring, juga model jas yang berwarna terang dengan gaya barat dan kacamatanya seolah mengingatkan pada kakeknya, Kim Il Sung.

Kim Il Sung memiliki citra yang lebih ramah dan populer daripada ayah Kim Jong Un yang tertutup, Kim Jong Il.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau