Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penyakit Kronis dengan Perbanyak Konsumsi Gandum Utuh

Kompas.com, 2 April 2019, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Makanan yang mengandung serat tinggi sudah dibuktikan bermanfaat untuk mencegah penyakit tidak menular dan kronis seperti diabetes, jantung, atau stroke. 

Konsumsi serat yang direkomendasikan adalah bersumber dari gandum utuh (whole grains).

Guru Besar Pangan dan Nutrisi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan, menjelaskan, whole grains merupakan biji-bijian yang belum diolah sehingga masih mengandung bagian penting yang bernutrisi.

“Berbeda dengan whole grain, refined grain sudah melalui proses pengolahan sehingga yang dikonsumsi hanya  bagian endosperm yang tinggal mengandung karbohidrat,” kata Ali dalam acara media talkshow yang diadakan oleh Nestle di Jakarta beberapa waktu lalu.

Whole grains mengandung banyak zat gizi, seperti vitamin, mineral, antioksidan, dan yang terbanyak adalah serat.

Perbandingan jumlah serat pada whole grains dan refined grains, menurut Ali, adalah 10:1.

“Jumlah serat pada whole grain 10 kali lipat dari refined grain,” kata penulis banyak buku tentang nutrisi ini.

Baca juga: Jumlah Serat yang Dibutuhkan Agar Terhindar dari Masalah Kesehatan

Berbagai penelitian membuktikan manfaat konsumsi gandum utuh terhadap pencegahan penyakit. 

“Konsumsi beras merah secara signifikan akan menurunkan berat badan dan kadar kolesterol. Selain itu, konsumsi whole grain 2-3 serving sehari akan mengurangi risiko penyakit jantung sampai 30 persen,” paparnya.

Sumber serat

Beberapa jenis whole grains yang bisa kita temui antara lain oat, beras merah, beras coklat, barley, sorgum, dan jagung.

Sementara refined grain antara lain beras putih, roti tawar putih, tepung terigu, biskuit, dan masih banyak lagi.

Ali menilai konsumsi whole grains masyarakat Indonesia sangat sedikit. Padahal, angka penyakit tidak menular terus meningkat. Dengan perubahan pola makan, seharusnya penyakit akibat gaya hidup ini bisa diturunkan.

“Kalau di negara maju seperti Amerika Serikat, rekomendasinya 48 gram perhari. Ini bisa dipenuhi dengan tiga slice roti gandum utuh dalam sehari,” ujarnya.

Baca juga: Ini Sebabnya Roti Gandum Utuh Lebih Sehat dari Roti Gandum Biasa

Meski data Riskesdas Kementrian Kesehatan RI tidak menghitung secara spesifik konsumsi biji-bijian, namun di daerah Gorontalo yang banyak makan jagung saja konsumsi whole grains-nya baru 15 gram perhari. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau