Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Muda Ternyata "Buta" dengan Bidang Profesi Baru

Kompas.com, 24 Januari 2020, 17:54 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Generasi muda ternyata bisa digolongkan sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang kurang kreatif dalam memetakan karier di masa depan.

Paling tidak, kesimpulan itu pun tercermin dari laporan terbaru yang mengungkap fakta, mayoritas remaja bercita-cita berprofesi "tradisional", atau yang telah dicoba dan teruji.

Studi dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mencatat, profesi tersebut antara lain dokter, guru, pengacara, dan arsitek, yang terus mendominasi tujuan karier teratas.

Baca juga: Pekerjaan Populer yang Belum Eksis 20 Tahun Lalu

Mereka yang memilih pekerjaan itu adalah siswa sekolah menengah. Profesi-profesi itu bahkan tak tergeser, ketika bidang baru di lingkup sains dan teknologi muncul ke permukaan.

Dalam laporan itu disebut, temuan itu potensial berimplikasi untuk pekerjaan di masa depan.

Sebelum sampai pada kesimpulan itu, OECD melakukan survei terhadap anak berusia 15 tahun di 41 negara pada tahun 2018, demi mengetahui apa yang mereka inginkan ketika dewasa.

Lalu, tanggapan mereka kemudian dibandingkan dengan data dari anak berusia 15 tahun yang dikumpulkan pada tahun 2000.

Baca juga: Kenali, 4 Tanda Kamu Perlu Mencari Pekerjaan Baru

Dari sana OECD menemukan, sedikit sekali variasi dalam jawaban remaja antara waktu tersebut, bahkan ketika teknologi telah bergerak cepat, seperti saat ini.

Faktanya, jumlah generasi muda yang menyukai 10 profesi serupa --47 persen anak laki-laki dan 53 persen anak perempuan- telah bertambah.

Hal itu sebenarnya harus menjadi keprihatinan utama, karena temuan itu muncul di saat terjadi perubahan dalam lanskap kerja global.

Demikian pandangan Direktur Pendidikan OECD, Andreas Schleicher, di World Economic Forum, di Davos, Swiss.

Baca juga: Kehilangan Pekerjaan, Penyebab Jantung Bermasalah

"Menjadi kekhawatiran ketika ada lebih banyak generasi muda --daripada sebelumnya, yang memilih pekerjaan impian mereka dari daftar pekerjaan tradisional yang populer."

Pekerjaan tradisional yang dimaksud Schleicher, misalnya guru, pengacara, atau manajer bisnis.

"Survei menunjukkan, terlalu banyak remaja mengabaikan atau tidak menyadari jenis pekerjaan baru yang muncul, terutama sebagai dampak digitalisasi," sambung dia.

Namun, laporan OECD juga menyoroti termuan lain.

Baca juga: 6 Langkah Bangkit dari Kegagalan dalam Pekerjaan

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau