Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Tingkatkan Nafsu Makan Anak yang Suka Pilih Makanan

Kompas.com, 26 Mei 2020, 18:37 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Menghadapi balita yang suka pilih-pilih makanan memang bisa membuat orangtua khawatir apakah nutrisinya sudah terpenuhi atau apakah mereka tidak akan gampang sakit karena susah makan sayur.

Sebenarnya hal yang wajar jika balita enggan mencicipi makanan baru. Jika orangtua khawatir, jangan hanya fokus pada apa yang dimakan anak dalam satu hari atau pada setiap waktu makan, namun amati asupan anak selama satu minggu.

Jika berat badan anak terus bertambah dan ia aktif, serta terlihat sehat, kecukupan nutrisi mereka besar kemungkinan sudah terpenuhi.

Anak menolak makan, apakah hanya rewel atau tidak lapar?

Sekali lagi, jika anak telah mengkonsumsi keempat kelompok makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin) secara seimbang selama seminggu, terlihat berenergi, tampak sehat dan bertambah berat badan, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Jika anak menolak makanan hanya karena mereka tidak suka atau tak mau mencobanya dan minta makanan lain, maka mereka hanya rewel daripada lapar.

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Anak yang Susah Makan di Tengah Pandemi Corona

Anak mungkin akan merasa kelaparan karena bersikukuh menolak sayuran demi mendapatkan makanan yang disukai, tetapi jika orangtua konsisten dan tidak menawarkan alternatif, biasanya mereka akhirnya akan makan apa yang diberikan.

Ini adalah pertempuran untuk memiliki kendali daripada karena tidak lapar. Triknya adalah memastikan aksi tak mau buka mulut ini tidak berkepanjangan.

Jika keinginan anak untuk makan yang itu-itu saja terus dituruti, ia bisa kekurangan nutrisi tertentu. Bagaimana pun anak harus makan bermacam makanan secara seimbang.

Tips tingkatkan nafsu makan anak:

- Selama anak makan beberapa makanan dari empat kelompok makanan utama yakni, karbohidrat yang bisa didapat dari tepung seperti nasi, roti, kentang, atau mi, susu dan produk susu, protein seperti kacang-kacangan, ikan, daging atau telur, dan tentu saja buah dan sayuran, maka kamu tidak perlu khawatir.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

- Perkenalkan makanan baru secara bertahap dan setelah beberapa saat coba kembali ke makanan yang tidak mereka sukai karena selera anak-anak yang bisa berubah. Suatu hari mereka mungkin menolak sesuatu yang akan mereka cintai beberapa minggu kemudian.

Kesediaan mereka untuk mencoba hal-hal baru juga tergantung pada suasana hati mereka dan apakah mereka lapar atau lelah.

- Aturan terpenting adalah tidak mengizinkan anak banyak ngemil di sela-sela waktu makan terutama yang tinggi gula.

Baca juga: 6 Tips Mudah untuk Bikin Anak Cepat Tinggi

- Aturan lain adalah jangan langsung menawarkan alternatif makanan yang si kecil sukai jika mereka menolak makanan baru.  Yang mereka pelajari dari hal ini adalah bahwa mereka akan selalu mendapatkan yang diinginkan dan mereka tidak akan terbuka untuk mencoba hal-hal baru.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau