Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimalkan Pertumbuhan Tinggi Badan Anak dengan Minum Susu

Kompas.com, 4 Juni 2020, 12:13 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung berbagai zat gizi untuk membantu tubuh sehat dan kuat. Konsumsi susu secara teratur juga terbukti membantu mengoptimalkan pertumbuhan tinggi badan anak.

Menurut ketua umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof.Hardinsyah, untuk memacu pertumbuhan tinggi badan anak sebaiknya difokuskan saat kahamilan dan periode emas kehidupan anak.

“Kalau untuk mencegah stunting atau tinggi badan anak tidak sesuai usia, susu yang terbaik,” kata Hardinsyah dalam diskusi virtual memperingati Hari Susu Nusantara 2020 (2/6).

Dalam beberapa penelitian terbukti pemberian suplemen gizi berbahan dasar susu dan kacang tiga bulan sebelum hamil dapat meningkatkan panjang bayi lahir.

“Dalam studi juga disebutkan ibu hamil yang mengonsumsi satu gelas susu sehari untuk melengkapi makanan hariannya sejak awal kehamilan, melahirkan anak yang lebih panjang dibanding ibu yang tidak minum susu,” katanya.

Baca juga: Bisakah Menambah Tinggi Badan Saat Sudah Dewasa?

Tinggi badan anak memang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, menurut Hardinsyah faktor makanan dan juga lingkungan dalam jangka panjang dapat memengaruhi genetik.

“Sebagai contoh, Jepang ketika menjajah Indonesia tinggi badan anak mudanya sekitar 158 cm. Kini tinggi badan anak-anak mudanya 172 cm,” papar Guru Besar Ilmu Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor ini.

Ilustrasi konsumsi susu dalam keluarga.Dok Frisian Flag Ilustrasi konsumsi susu dalam keluarga.

Hardinsyah menegaskan, susu memang memang satu-satunya sumber zat gizi, tetapi dapat melengkapi pemenuhan gizi yang berkualitas.

Sayangnya belum banyak dari masyarakat yang memahami hal tersebut, diukur dari rendahnya konsumsi susu penduduk Indonesia yang rata-rata adalah 17kg per kapita pertahun.

Setiap protein hewan memiliki keunggulan masing-masing. Sebagai contoh jika untuk mencegah anemia maka konsumsi daging merah lebih dianjurkan, sementara telur memiliki kelebihan juga mengandung vitamin A.

Baca juga: Bagaimana Konsumsi Protein Hewani Bisa Cegah Stunting?

Sementara susu berdampak pada tinggi badan dan kekuatan tulang dan membantu energi.

Hal tersebut juga dirasakan oleh mantan atlet bulutangkis Alan Budikusuma. Ia mengaku sudah rutin minum susu sejak kecil dan terus jadi kebiasaan sampai mengikuti latihan di Pelatnas.

“Yang dirasakan bukan hanya lebih berenergi, tapi juga daya tahan sebagai atlet lebih tinggi. Apalagi latihan kami berat banget, bisa 6-8 jam sehari tapi tetap jarang sakit,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat kebisaan positif minum susu itu juga diturunkan kepada tiga anak-anaknya hasil pernikahannya dengan legenda bulutangkis Susy Susanti.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau