Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 Agustus 2020, 09:21 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com - Fotografer pernikahan, Mahmoud Nakib telah menangkap banyak momen bahagia dari klien-kliennya yang menggelar pernikahan.

Namun, momen foto pernikahan yang ditangkapnya pada detik-detik Ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon menjadi sesuatu yang tak akan pernah dilupakannya.

Pada video yang banyak beredar, sang pengantin perempuan Israa Seblani terlihat tengah berpose dengan gaun putih dan tudung cantik sesaat sebelum ledakan terjadi.

Baca juga: Indahnya Sesi Foto Pernikahan di Gunung Everest

Pemandangan damai tersebut tiba-tiba berubah menjadi suasana horor ketika Seblani yang sedang tersenyum tersapu awan asap dan teriakan pun bersahutan.

Kepada Reuters, Seblani bercerita bahwa dirinya sangat kaget dengan kejadian itu.

"Aku sangat kaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi, apakah aku akan mati? Bagaimana aku akan mati?" ucap seorang dokter yang bekerja di Amerika Serikat itu.

Masih dalam video yang sama, terlihat Seblani berhasil menghampiri suaminya, Ahmad Subeih. Sementara Nakib tetap mengabadikan suasana sekitar pasca-ledakan.

Lokasi foto pernikahan mereka pun terlihat sudah berantakan.

Tak lama kemudian, insiden itu sudah menjadi berita internasional dan bermunculan laporan-laporan tentang korban tewas dan terluka.

Subeih mengatakan, mereka terus berjalan, namun mengetahui kondisi tersebut sangat lah menyedihkan. Ia masih ingat betul kehancuran akibat ledakan dan suara ledakannya.

"Kami masih syok. Aku belum pernah mendengar sesuatu yang mirip dengan suara ledakan ini sebelumnya," kata Subeih.

Keduanya kemudian berjalan di sekitar untuk memeriksa orang-orang yang terluka. Mereka juga pergi ke lokasi pernikahan yang sudah berantakan untuk mengumpulkan barang-barang mereka sebelum meninggalkan tempat.

Baca juga: Pasangan Malaysia Unggah Foto Pernikahan Bertema GrabFood

Di tengah situasi kacau tersebut, Seblani ingat suaminya mengatakan padanya untuk melanjutkan perayaan mereka di tempat lain.

"Itu cukup membuat wajah, bibirku tersenyum, tidak lebih. Lalu kami pergi makan malam," ucapnya.

Meskipun pasangan itu memiliki perasaan yang sama kacaunya tentang peristiwa mengerikan itu dan kehancuran yang masih dihadapi banyak orang di Beirut, Seblani merasa bahwa kesempatan mereka untuk selamat dari kejadian itu dapat menjadi alasan untuk tetap optimis dan menemukan kegembiraan di momen spesial mereka.

"Ada banyak kerusakan, banyak orang terbunuh dan terluka. Tetapi bagaimana suamiku, fotografer dan diriku sendiri bisa lolos tanpa cedera, kami bersyukur kepada Tuhan karena telah melindungi kami," ucapnya.

Baca juga: Candid, Konsep Foto Pre-Wedding Terfavorit

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau