Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 Maret 2021, 17:00 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ghosting atau menghilang tanpa kabar sehingga hubungan pun berakhir, merupakan hal yang umum terjadi. Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dibenarkan.

Menurut pakar hubungan dan perilaku manusia, Karen Ruskin, PsyD, dalam situasi tertentu, ghosting merupakan tanda ketidakdewasaan emosional.

Ketika seseorang pergi begitu saja tanpa kabar, maka itu membuktikan bahwa dirinya tidak berusaha keras untuk memiliki hubungan yang sehat dan tahan lama.

"Orang yang melakukan ghosting tidak ingin menghadapi apa yang sedang dirasakan atau dialami karena terlalu sulit bagi dirinya," kata Ruskin kepada Health.

Biasanya seseorang menghilang begitu saja karena ingin menghindari konflik serta enggan memberikan penjelasan dan introspeksi diri.

Baca juga: Dampak Psikologis Ghosting, Bukan Sekedar Gagal Move On

Ghosting dijadikan pilihan agar tidak perlu bersikap baik dan penuh kasih terhadap perasaan orang lain.

"Orang yang melakukan ghosting hanya mengutamakan kebutuhan emosionalnya sendiri, ini terlihat sebagai hal yang egois," tambah Ruskin.

Sementara itu, menurut Healthline, empat alasan utama yang membuat seseorang melakukan ghosting. Berikut ulasannya :

1. Takut

Seseorang sering kali merasa takut terhadap hal-hal yang belum diketahuinya, termasuk dalam hubungan. Misalnya saja ketika timbul keinginan untuk mengakhiri hubungan.

Ada orang yang takut dengan reaksi pasangannya apabila dia mengungkapkan keinginan untuk putus. Rasa takut itulah yang kemudian membuat orang tersebut memutuskan untuk ghosting.

Selain itu, perilaku ghosting biasanya juga muncul di tahap awal perkenalan, sebelum menjalin hubungan.

Ada orang yang takut melangkah lebih jauh dengan seseorang yang baru dikenal karena beberapa alasan. Jadi orang tersebut memilih "menghilang".

Baca juga: Mengakhiri Hubungan dengan Ghosting, Wajar atau Tidak?

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

2. Menghindari konflik

Secara naluriah, manusia adalah mahluk sosial yang senang bersosialisasi dan menjalin hubungan. Dalam bersosialisasi, kemungkinan terjadinya konflik selalu ada.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau