Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Suplemen Vitamin D untuk Hadapi Gelombang Pandemi Kedua

Kompas.com, 6 Mei 2021, 08:43 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gelombang pandemi Covid-12 kedua mengancam Indonesia dengan peningkatan jumlah kasus yang terjadi di berbagai daerah.

Masyarakat dianjurkan untuk memperketat protokol kesehatan, termasuk dengan adanya larangan mudik menjelang perayaan Idul Fitri.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah asupan makanan dan vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Vitamin D amat diperlukan tubuh untuk melawan virus corona sehingga kerap dijadikan terapi bagi para pasien Covid.

Selain itu, angka mortalitas pada orang yang terinfeksi Covid-19 lebih tinggi pada orang yang kekurangan vitamin D.

Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengalami defisiensi vitamin D. Data dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2011-2012 menyatakan, hal ini terjadi pada anak Indonesia usia 2 sampai 12 tahun sebanyak 38,76 persen dan ibu hamil sebanyak 61,25 persen.

Selain itu, kondisi ini dialami pula oleh 63 persen perempuan dewasa yang berusia 18-40 tahun dan 78,2 persen masyarakat pada usia lanjut.

Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang mencengangkan dengan status Indonesia sebagai negara tropis. Kita bisa mendapatkan sebanyak mungkin vitamin D dengan gratis dan mudah hanya dari paparan sinar matahari.

Baca juga: Ternyata Berjemur Pukul 12 Siang Paling Baik untuk Asupan Vitamin D

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt,menganjurkan kita untuk mengoptimalkan kadar vitamin D dalam tubuh. Caranya dengan rutin berjemur di bawah panas matahari dan konsumsi makanan bergizi.

Sebagai pelengkap dan pencegahan menghadapi kondisi pandemi yang memburuk, ia menyarankan untuk mengonsumsi suplemen guna memenuhi kebutuhan vitamin harian. 

"Banyak sekali yang kekurangan vitamin D, padahal kebutuhan harian kita berkisar 600 sampai 1000 IU per hari," terangnya dalam virtual press conference peluncuran produk Holisticare D3 1000 pada Rabu (5/5/2021).

Menurutnya, defisiensi vitamin D yang terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia terjadi karena berbagai hal.

Misalnya saja kekhawatiran kulit akan menggelap karena terpapar sinar matahari dan kebiasaan menggunakan pakaian tertutup. Oleh karena itu, pembentukan vitamin D alami tidak berjalan optimal meski sinar mentari berlimpah.

Baca juga: Seberapa Ampuh Vitamin D untuk Cegah Covid-19?

Holisticare D3 1000 

Suplemen Holisti Care D3 1000 bisa jadi cara praktis memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh Suplemen Holisti Care D3 1000 bisa jadi cara praktis memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh

Suplemen yang tersedia di pasaran saat ini kebanyakan mengandung 400 IU. Karena itu, produk kesehatan tersebut kurang optimal untuk mendongkrak kadar vitamin D khususnya untuk menjaga imunitas di masa pandemi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau