Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Ditolak Lingkungan? Hadapi dengan Melakukan Langkah Ini

Kompas.com, 1 Maret 2022, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina & Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Sejak dulu, diterimanya seseorang di lingkungan sosial merupakan aspek penting untuk melihat penilaian orang lain terhadapnya. Selain itu, masyarakat akan selalu menciptakan standar tersendiri. Dari situ, akhirnya muncul stigma yang tanpa sadar menjadi cara masyarakat menilai sesama.

Hal ini mengakibatkan perbedaan kecil pada seseorang membuatnya kerap kali menerima penolakan. Penolakan yang timbul ini bermacam-macam, bisa karena penampilan, sikap, cara bicara atau menanggapi, dan sebagainya.

Landy, salah satu tokoh dalam siniar Dongeng Pilihat Orangtua bertajuk “Dongeng Landi Si Landak yang Kesepian”, juga mengalami penolakan oleh lingkungan sekitarnya. Ia dijauhi karena memiliki duri-duri tajam yang bisa membahayakan teman-temannya.

Dari cerita Landy, terlihat bahwa setiap lingkungan memiliki standarnya masing-masing. Misalnya, dalam dunia kerja, mereka yang melakukan pekerjaannya dengan baik, lebih dihormati dibandingkan yang kurang.

Bahkan, penolakan atau pengucilan dari orang lain bisa menimbulkan gangguan psikologis dan fisik yang serius.

Dampak yang Dirasakan Individu Ketika Menerima Penolakan

Menurut Mark Leary, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University, para peneliti telah menggali lebih masalah penolakan sosial. Ditemukan bukti mengejutkan bahwa rasa sakit karena dikucilkan tidak jauh berbeda dengan sakit saat cedera fisik.

Penolakan memiliki implikasi serius bagi keadaan psikologis individu. Ia dapat memengaruhi emosi, kognisi, hingga kesehatan fisik. Korban bisa saja merasakan gejolak emosi yang berlebih, seperti marah, cemas, depresi, cemburu, hingga sedih.

Hal ini juga mengurangi kinerja otak dalam menghadapi permasalahan sulit. Selain itu, DeWall menambahkan bahwa penolakan sosial juga bisa memperburuk agresi dan kontrol impuls sehingga mereka akan jauh lebih agresif.

Baca juga: Cara Kenalkan Investasi ke Anak Sejak Dini

Secara fisik, orang yang secara rutin merasa dikucilkan memiliki kualitas tidur yang lebih buruk. Bahkan, sistem kekebalan mereka tidak berfungsi sebaik orang-orang dengan koneksi sosial yang kuat.

Dalam hal penampilan, orang yang merasa ditolak akan merasa rendah diri. Orang itu akan menarik diri karena merasa tidak dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa penolakan dapat mengubah perspektif seseorang.

Menurut pendapat Nathan Dewall, seorang Psikolog di University of Kentucky, efek dikucilkan membuatnya merasa ia tak mampu menjalin hubungan baik dengan sesama. Padahal, "Manusia memiliki kebutuhan mendasar untuk dimiliki.

Sama seperti kita memiliki kebutuhan akan makanan dan air, kita juga memiliki kebutuhan akan hubungan yang positif dan langgeng.”

Dengan kemudahan akibat evolusi teknologi, seseorang secara fisik mungkin mampu bertahan hidup dalam kesendirian. Akan tetapi, ia cenderung mempertanyakan kebahagiannya sendiri. Oleh karena itu, kita perlu melatih diri agar bisa menghargai orang lain, apa pun perbedaannya.

Hal yang Perlu Dilakukan Saat Menerima Penolakan

Faktanya, sangat sulit untuk berusaha tidak merasa sakit saat menerima penolakan. Williams Eric Wesselmann, Psikolog Universitas Purdue, mengatakan, “Tidak peduli seberapa keras Anda berhati-hati dalam melakukannya, orang-orang akan tetap terluka oleh pengucilan.”.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau