Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 25 Agustus 2022, 10:50 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ular piton atau sanca adalah salah satu jenis ular yang sering dilaporkan masuk rumah warga, selain kobra dan weling.

Ketika masuk ke permukiman, jenis ular tersebut biasanya melilit di atap rumah atau bersembunyi di kolong tempat tidur.

Tidak jarang pula ular piton menyelinap ke pekarangan dan peternakan untuk memangsa ayam, kambing, bahkan sapi.

Munculnya kasus ular piton masuk ke rumah warga membuat jenis ular yang satu ini di-kepoin banyak orang.

Baca juga: Melihat Perbedaan antara Ular Piton dan King Cobra

Terlebih lagi, ular piton disebut-sebut mempunyai kemampuan melilit ketika membunuh mangsanya. Benarkah demikian?

Fakta menarik ular piton

Ada sembilan fakta menarik tentang ular piton yang sayang untuk dilewatkan. Dilansir dari A-Z Animals, berikut daftarnya.

1. Bisa melilit, tapi tidak berbisa

Ular piton merupakan salah satu jenis ular yang tidak berbisa yang dapat dijumpai di kawasan Asia, Afrika, dan Australia.

Meski begitu, jangan anggap ular piton sebagai jenis ular yang tidak berbahaya ya.

Karena ular piton dapat melilit mangsanya, baik hewan maupun manusia, dengan tubuhnya yang besar.

Ular piton sengaja melilitkan tubuhnya supaya mangsanya tidak bisa bernapas sehingga terkulai lemas.

Kesempatan itulah yang dimanfaatkan oleh ular piton untuk melahap mangsa dengan rahangnya yang bisa terbuka melebihi diameter tubuhnya.

Ular piton yang meneror warga Dukuh Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, selama dua bulan terakhir.DOK RELAWAN GUNUNGPATI PEDULI Ular piton yang meneror warga Dukuh Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, selama dua bulan terakhir.

2. Bisa memangsa manusia

Tubuhnya yang besar dan rahangnya yang fleksibel memungkinkan ular piton melahap mangsa dengan ukuran yang besar sekalipun, termasuk manusia.

Tahun 2017 misalnya, warga bernama Alibiro Akbar asal Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, ditemukan tidak bernyawa usai ditelan ular piton.

Kuat dugaan, ia meninggal usai dililit ular piton dengan panjang empat meter dari arah belakang ketika memanen sawit.

Warga awalnya curiga Akbar tidak kunjung pulang. Kemudian, mereka menemukan ular piton dengan perut yang membesar.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau