Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Online Hasilkan Banyak Sampah, Bagaimana Blibli Mengatasinya?

Kompas.com - 14/11/2022, 07:24 WIB
Chelsea Austine,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu lingkungan merupakan permasalahan yang harus dihadapi bersama. Bukan hanya satu, dua, atau tiga orang, tetapi setiap dari kita memiliki peranan untuk mengurangi dampak negatif dan mengatasi isu tersebut.

Pasalnya, aktivitas yang kita lakukan sehari-hari pasti berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Sesederhana ketika kamu menggunakan dan membuang produk dengan material sekali pakai seperti plastik.

Nah belakangan ini, muncul penyebab baru pencemaran lingkungan yakni packaging e-commerce. Nyatanya, membeli barang secara daring membuang lebih banyak material ketimbang datang langsung ke toko.

Biasanya produk akan dilapisi dengan plastik terlebih dahulu, ditambah dengan bubble wrap, kemudian ada juga penggunaan kertas supaya barang tetap pada tempatnya, kardus, dan bahan lainnya supaya barang aman sampai tujuan.

Menanggapi hal tersebut, Blibli sebagai platform e-commerce di Indonesia, berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan lewat penguatan dan ekspansi kampanye Blibli Cinta Bumi, yang sudah berjalan sejak tahun 2020.

“Kami menyadari bahwa untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini, kita harus bersinergi dengan banyak pihak, mulai dari rantai produksi hingga para pelanggan kami untuk terlibat aktif. Kami percaya, jika terus dilakukan, setiap langkah kecil bisa jadi lebih besar manfaatnya bagi keberlanjutan di sekitar kita,” ucap Lisa Widodo selaku COO & Co-Founder Blibli dalam peresmian acara dan eksebisi Langkah Membumi, Jumat (11/11/22).

Seruan untuk hidup lebih eco-conscious telah dihadirkan oleh Blibli melalui ekosistem omnichannel yang inklusif.

Gerakan ini diterapkan secara berkelanjutan, salah satunya lewat daur ulang kardus bekas packaging Blibli yang dikembalikan oleh pelanggan, menjadi filler material pengganti plastik bubble wrap.

Adapun, eksibisi Langkah Membumi ini menjadi fase lanjutan dari gerakan eco-conscious tersebut, yang mana Blibli tidak hanya bertujuan mengajak pelanggan dan seller mengelola sampah plastik dan kemasan dengan bijak, tetapi juga melibatkan komunitas dan pengrajin untuk berinovasi membuat produk dari sampah yang bernilai tambah.

Blibli pun menggandeng sebuah social enterprise yakni Liberty Social, untuk membantu melakukan daur ulang sampah menjadi barang sehari-hari seperti pouch, tas laptop, dan baju.

Seperti misalnya 2.600 kilogram sampah daur ulang yang berhasil dikumpulkan oleh Blibli dari berbagai acara musik dan festival yang berlangsung hingga akhir Oktober 2022.

Penjelasan yang ditampilkan oleh Liberty Social cara membuat baju lewat daur ulang Chelsea Austine Penjelasan yang ditampilkan oleh Liberty Social cara membuat baju lewat daur ulang
Dalam proses produksinya, Liberty Social mengikutsertakan mereka yang kurang mampu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama bagi wanita. Tidak hanya diberikan upah, pelatihan pun juga dimaksudkan agar para pekerja bisa memperluas dan mengembangkan keterampilannya.

“Sustainability dapat menjadi norma, bukan hanya tren, ketika sektor privat menggandeng bisnis sosial seperti kami. Kami senang dapat mengedukasi dan membuat produk ramah lingkungan yang mengusung keberlanjutan manusia serta planet melalui kampanye ini," tutur Tamara Gondo selaku CEO & Co-Founder Liberty Society.

"Dari konstruksi booth dan pembuatan merchandise, lebih dari 520 kilogram sampah plastik dan 240 kilogram rice husk telah diolah kembali,” lanjutnya.

Di sisi lain, Blibli juga meluncurkan Blibli Cinta Bumi Hub sebagai laman utama kurasi produk eco-conscious di aplikasi dan situs resmi Blibli, sehingga memudahkan serta meningkatkan kesadaran pelanggan mengenai produk eco-friendly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com