Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mengulik Makanan Diet Tanpa Langganan ala Mini Calore

Kompas.com - 14/07/2023, 15:03 WIB
Gladys Thalis Ricci,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola konsumsi masyarakat kini telah beragam dan variatif. Jika dulu junk food sangat mudah ditemui, kini makanan sehat pun bisa didapatkan dengan kemudahan yang sama.

Saat ini, makanan tidak hanya berperan sebagai pemuas perut semata, tapi juga dipandang sebagai penyeimbang kesehatan tubuh. Mulai dari kebugaran tubuh sampai dengan tampil awet muda bisa didapatkan hanya dengan mengatur pola hidup yang sehat.

Oleh karena itu, berbagai macam katering makanan diet tersedia untuk memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehat. Namun, untuk mengakses layanan tersebut, Anda harus berlangganan atau mendaftarkan diri sebagai anggota. Padahal, bisa saja Anda tidak cocok dengan makanannya.

Apalagi, sebagian besar orang hanya ingin mencoba makanan diet tanpa harus terikat dengan sistem langganan. Sebab, sistem pembayaran per minggu dirasa memberatkan dan pilihan menunya pun tidak fleksibel.

Mini Calore sebagai brand menu makanan diet dan camilan sehat menyadari kebutuhan dan pokok permasalahan tersebut. Hal ini pula melatarbelakangi peluncuran kampanye #DietTanpaLangganan.

Minat makanan sehat pada masyarakat Indonesia

Terdapat ungkapan “good food choices are good investments” atau makanan yang baik adalah investasi terbaik. Saat ini, makanan tidak hanya menjadi kebutuhan pokok semata saja, tetapi juga kebutuhan kesehatan.

Masyarakat Indonesia pun semakin menyadari manfaat penting mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Kini, masyarakat tidak hanya menginginkan makanan yang “enak”, tetapi juga memperhatikan kesehatan dan gizi makanan.

Hal tersebut selaras dengan temuan Nielsen’s new Global Health and Ingredient-Sentiment Survey. Berdasarkan hasil survei tersebut, masyarakat Indonesia semakin tidak tertarik untuk makan banyak. Masyarakat kini memilih diet khusus yang sesuai dengan keinginan mereka.

Kondisi itu juga menandakan bahwa masyarakat Indonesia peduli dengan makanan yang mereka konsumsi. Berdasarkan survei tersebut, ada tiga pendorong utama pembentukan tren pola makan khusus.

Pertama, peningkatan sensitivitas terhadap makanan atau minuman. Sebanyak 48 persen responden Indonesia mengaku mereka memiliki alergi terhadap satu atau lebih makanan atau minuman.

Kedua, preferensi diet. Sebanyak 80 persen responden Indonesia mengaku mengikuti diet khusus yang membatasi konsumsi makanan atau minuman tertentu. Contohnya, mengurangi konsumsi lemak, gula, dan karbohidrat.

Ketiga, menghindari bahan makanan tertentu. Sebanyak 74 persen responden Indonesia ternyata tidak menyukai bahan-bahan tiruan, seperti pengawet buatan, perasa buatan, dan pewarna buatan.

Masih dari riset yang sama, sebanyak 70 persen responden mengaku, mereka ingin menjalani diet untuk menghindari penyakit mematikan, seperti diabetes, kolesterol, atau hipertensi.

Permasalahan katering makanan diet

Katering makanan diet telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang yang ingin menjaga pola makan seimbang dan sehat. Masyarakat juga memiliki kemudahan dalam mendapatkan Katering makanan diet lantaran kini sudah menjamur di mana-mana.

Walaupun begitu, ada beberapa permasalahan yang muncul terkait katering makanan sehat yang sering kali membuat pelanggan tak nyaman.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com