Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Harian yang Bisa Membantu Perempuan Lebih Awet Muda

Kompas.com, 4 Agustus 2023, 09:45 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Banyak perempuan berusaha tetap tampil awet muda meskipun usia bertambah.

Namun adanya kerutan, garis-garis halus, rambut beruban, hilangnya massa otot tanpa lemak, penurunan mobilitas, dll kadang menyulitkan keinginan tersebut.

Di sisi lain, penggunaan skincare dan tindakan kosmetika tidak cukup untuk membuat penampilan kita tetap terjaga.

Baca juga: 5 Makanan yang Bikin Kulit Glowing dan Awet Muda

Imogen Van Haagen, pelatih kesehatan asal Australia mengatakan sebenarnya ada yang bisa dilakukan untuk memastikan kita menua dengan anggun dan sehat.

Misalnya membiasakan diri melakukan kebiasaan harian yang produktif untuk mengimbangi efek penuaan.

Mengelola tingkat stres secara efektif, hidup di saat ini, berpikir positif, dan mengelilingi diri kita dengan lingkaran teman sejati yang solid dapat berdampak besar pada perasaan dan penampilan.

Selain itu, ada lima kebiasaan sehat lainnya yang direkomendasikan oleh Imogen.

Berikut uraiannya, dikutip dari Eat This.

Menjaga kesehatan usus

Kesehatan usus adalah salah satu kunci utama umur panjang yang tidak boleh diabaikan.

Disarankan untuk mengonsumsi suplemen dengan produk kesehatan usus untuk meningkatkan produksi kolagen alami yang akan memperkuat kuku, rambut, dan kulit.

Baca juga: Ketahui, Asupan yang Baik dan Buruk untuk Kesehatan Usus

Selain itu, kita juga harus lebih sering mengonsumsi makanan fermentasi, gadum, yoghurt, buah beri, dan makan lebih kaya nutrisi.

Hindari makanan berlemak yang sudah diproses

Kulit yang sehat dan glowing meski bertambah tua bisa diwujudkan dengan makanan kaya nutrisi, minim lemak dan tidak diproses berlebihan.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, mengonsumsi makanan ultra-olahan dikaitkan dengan percepatan penuaan.

ilustrasi fast food atau junk food. SHUTTERSTOCK/margouillat photo ilustrasi fast food atau junk food.
"Panjang telomer semakin pendek dengan setiap pembelahan sel, dan sehingga menghasilkan penuaan. Namun, proses ini dapat dipercepat karena berbagai faktor risiko, seperti konsumsi makanan ultra-olahan," ujar  Maira Bes-Rastrollo, Ph.D., profesor di University of Navarra di Pamplona, Spanyol.

Baca juga: 7 Efek Buruk Kebanyakan Makan Fast Food, Sudah Tahu?

Terapkan rutinitas perawatan kulit sesuai kondisi

Van Haagen menyarankan untuk membuat rutinitas perawatan kulit sering perubahan musim dan kondisi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau