Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Ular Piton Peliharaan Berselancar, Pria Australia Didenda Rp 23 Juta

Kompas.com, 20 September 2023, 06:22 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Higor Fiuza, seorang pria asal Gold Coast, Australia, sempat viral karena kerap berselancar sambil membawa ular piton peliharaannya.

Hewan bernama Shiva itu biasanya melingkar di leher pemiliknya atau menjuntai di tepi papan surfing, saat Higor asik mengendarai ombak lautan.

Terkadang, ular tersebut juga berenang di laut sesaat sebelum kembali ke pemiliknya.

Baca juga: 9 Fakta Menarik Ular Piton, Tidak Berbisa tapi Mematikan

Aksi duo tersebut terkenal di media sosial dan menjadikan mereka sebagai sosok yang dicari di pantai yang kerap jadi lokasi wisata itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by NowThis (@nowthisnews)

Namun, ketenaran ini rupanya juga berbuah denda senilai 1.500 dollar AS atau setara Rp 23 juta dari petugas perlindungan satwa liar Australia.

Pasalnya, Higor Fiuza dianggap membahayakan ular piton peliharaannya itu dengan aksinya.

Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Agar Tak Celaka Ketika Memelihara Ular

Ia juga melanggar izin pemeliharaan hewan tersebut dengan membawanya ke tempat umum.

"Membawa hewan peliharaan domestik ke tempat umum dapat menyebabkan mereka mengalami 'stres yang tidak perlu' dan dapat membuat mereka 'berperilaku tidak terduga', kata petugas satwa liar Department of Environment and Science Queensland, Jonathan McDonald.

“Ular jelas merupakan hewan berdarah dingin, dan meski bisa berenang, reptil umumnya menghindari air,” terangnya.

"Piton akan mendapati airnya sangat dingin, dan satu-satunya ular yang seharusnya ada di lautan adalah ular laut."

Selain itu, kegemaran Higor dan Shiva berselancar juga memicu kekhawatiran mengenai keselamatan masyarakat dan kemungkinan ancaman ular piton yang menyebarkan penyakit ke satwa liar asli.

Baca juga: Melihat Perbedaan antara Ular Piton dan King Cobra

Sebelumnya, Higor mengatakan, ularnya sangat menyukai air dan telah berselancar bersamanya setidaknya 10 kali.

“Saya selalu mengajaknya ke pantai dan dia suka berenang di air, jadi suatu hari saya memutuskan untuk mengajaknya berselancar dan dia menyukainya,” katanya kepada Australian Broadcasting Corporation.

“Biasanya ketika dia tidak menyukai sesuatu, dia mulai mendesis tetapi dia tidak mendesis [di dalam air], dia selalu bersikap dingin.”

Sebenarnya, Shiva bukan hewan pertama yang viral karena berselancar di Rainbow Bay, Australia.

Seekor bebek bernama Duck juga diketahui pernah melakukan aksi serupa dan jadi perhatian publik lokal.

Baca juga: Waspadai 9 Hal yang Berpotensi Membuat Kita Digigit Ular

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau