Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Hari Kartini Identik dengan Kebaya? Simak Penjelasannya 

Kompas.com - 21/04/2024, 08:05 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Hari Kartini diperingati setiap 21 April, yang jatuh pada hari ini, Minggu (21/4/2024). Peringatan Hari Kartini mengenang jasa Raden Ajeng (RA) Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. 

Salah satu bentuk peringatan Hari Kartini adalah para perempuan memakai sejumlah busana tradisional, khususnya kebaya. Lantas, kenapa Hari Kartini identik dengan kebaya? Simak ulasannya berikut ini. 

Baca juga: 10 Kartini Masa Kini yang Inspiratif, dari Fesyen hingga Pejuang HAM

Kenapa Hari Kartini identik dengan kebaya?

Foto RA Kartini bersama dengan suaminya, Raden Adipati JoyodiningratWikimedia Commons Foto RA Kartini bersama dengan suaminya, Raden Adipati Joyodiningrat

Peringatan Hari Kartini identik dengan memakai busana tradisional, terutama kebaya sebab kebaya lekat dengan RA Kartini, dilansir dari Kompas.com (19/4/2021). Tokoh emansipasi perempuan tersebut, kerap mengenakan busana kebaya semasa hidupnya. 

Bahkan, muncul kebaya Kartini, yakni model kebaya yang kerap dipakai oleh RA Kartini. Ciri khas kebaya Kartini berupa kerah model V serta memiliki lengan yang lebih longgar. 

Sekilas sejarah kebaya 

Mengutip dari buku digital Evolusi Kebaya (2022) yang disusun oleh Pusat Data dan Analisa Tempo, kita bisa mengetahui sejarah kebaya secara singkat. 

Dalam bukut tersebut disebutkan bahwa, Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996) mengungkapkan asal kata kebaya dari bahasa Arab “kaba” yang berarti pakaian. Nama kebaya juga disebut memiliki kaitan dengan “abaya” yakni pakaian tunik panjang khas Timur Tengah. 

Sementara, catatan Portugis menyebutkan bahwa kebaya sudah menjadi pakaian resmi kerajaan-kerajaan di Jawa sejak abad ke-15. Busana tersebut muncul sebagai pelengkap penggunaan kemben.  

Baca juga: 5 Cara Melanjutkan Perjuangan Kartini di Era Modern

Pada 1500-an, zaman Kerajaan Majapahit, perempuan Jawa masih mengenakan kemben sehingga sebagian dada mereka terbuka. 

Saat Islam memasuki Tanah Jawa diikuti dengan kemunculan Kerajaan Demak, maka perempuan diharuskan menutup dada dengan mengadopsi busana dari Perancis dan India. 

Kebaya model kutu baru merupakan busana yang pertama kali diperkenalkan untuk menyempurnakan kemben sehingga perempuan lebih tampil tertutup.

Ciri khas kebaya kutu baru adalah kain kemben di bagian tengah yang menyambungkan sisi kanan dan kiri. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com