Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hartono Sumarsono: Batik Betawi Tidak Punya Ciri Khas karena...

Kompas.com - 06/04/2017, 14:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Batik lasem dikenal dengan warna merah darah ayamnya, batik solo dikenal dengan motif keratonnya. Lalu, bagaimana dengan batik betawi?

Menurut Hartono Sumarsono, batik betawi tidak memiliki ciri khasnya tersendiri.

Ditemui di acara peluncuran buku Batik Betawi yang diadakan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (5/4/2017), dia menjelaskan bahwa batik betawi sebenarnya hanya batik komersil dan batik cetak.

Dengan tujuan hanya berdagang saja, para pembatik-pembatik betawi masa lalu termasuk Lie Tiang Tjeng dan Tee Boen Kee sekadar mencontoh motif-motif yang laku di daerah lain untuk dicetak dengan teknik printing yang lebih murah dan cepat.

Salah satu model memeragakan kain batik koleksi Hartono Sumarsono

Alhasil, batik betawi pun memiliki banyak kesamaan dengan batik-batik di daerah lain dan tidak memiliki motif asli.

“Mirip sebenarnya (dengan batik lain), cuma lebih kasar. Karena kan orang-orang Jakarta itu meniru dari Pekalongan, Solo, dan lain-lain,” katanya.

Namun, belakangan ini mulai muncul motif-motif betawi seperti ondel-ondel dan monas yang menurut Hartono, baru dimulai selama 20 tahun terakhir.

“Itu zaman sekarang, kalau zaman dulu nggak ada. Saya pikir, kalau zaman sekarang batik jakarta itu gambarannya sehingga keluarlah motif ondel-ondel dan monas. Tapi, kalau zaman dulu kan komersil jadi orang-orang Karet buatnya yang laku di daerah lain,” katanya.

Salah satu koleksi kain batik milik Hartono Sumarsono

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com